SOLOPOS.COM - Rektor UKSW Intiyas Utami saat melepas wisudawan UKSW Periode II Tahun 2022/2023 yang digelar di Balairung Universitas, Sabtu (25/02/2023). (Istimewa/Humas UKSW)

Solopos.com, SALATIGA — Sebanyak 1.180 lulusan dilepas Rektor Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Prof. Dr. Intiyas Utami, S.E., M.Si., Ak., dalam Upacara Wisuda Periode II Tahun 2022/2023 yang digelar di Balairung Universitas, Sabtu (25/2/2023).

Upacara wisuda dipimpin oleh Ketua Senat UKSW Salatiga, Prof. Daniel Daud Kameo, S.E., M.A., Ph.D. Turut hadir dalam wisuda kali ini Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VI yang diwakili Kepala Bagian Umum, Adhrial Refaddin, S.I.P., M.I.P., dan Ketua Pengurus Yayasan Pengurus Tinggi Kristen Satya Wacana (YPTKSW).

Rektor Intiyas mengatakan winisuda kali ini telah digembleng dengan berbagai pengalaman belajar yang menantang di kampus Indonesia Mini, di mana jumlah mahasiswa Jawa dan nonJawa berimbang. Salah satu gemblengannya, UKSW sudah menjalankan kurikulum Merdeka Belajar sebelum pemerintah menetapkannya.

Saat ini, UKSW sedang bertransformasi di bidang kurikulum dengan tajuk kurikulum Talenta Merdeka. Diharapkan kurikulum ini juga menjadi sarana transformasi pendidikan dan pencetak generasi unggul.

Kurikulum ini didasarkan pada program kerja yang diusung kepemimpinan 2022-2027, Progessive and Outstanding (Proud). Dengan program kerja ini, UKSW mengakui bahwa setiap insan memiliki talenta dan keunggulan masing-masing yang membuatnya memilih program studi untuk tempat belajar.

Dengan kurikulum Talenta Merdeka, kampus menghargai inovasi mahasiswa dalam bentuk produk atau jasa sesuai program studinya. Selain itu, keaktifan mahasiswa berkegiatan maupun prestasi yang diraih dapat dikonversi menjadi SKS mahasiswa.

Sebagai persiapan penerapan kurikulum Talenta Merdeka, UKSW saat ini tengah merancang infrastruktur kelas yang lebih modern, kelas ala caffe yang menjadikan proses belajar mengajar menjadi lebih asyik.

“Untuk itu, tugas akhir atau skripsi yang selama ini menjadi ‘pintu terakhir’ keluar dari kampus akan berubah menjadi Tugas Akhir Talenta Unggul,” kata Rektor Intiyas.

Rektor Intiyas mengatakan musuh di era volatility, uncertainty, complexity dan ambiguity (VUCA) tidak terlihat dan kecepatan perkembangan teknologi membuat harus berlari cepat. Teknologi Artificial Intelligent (AI) bisa meniru manusia dengan tingkat akurasi yang tinggi, namun yang tidak bisa dikloning adalah “rasa manusia”.

Lantaran hal itu, Rektor Intiyas berpesan kepada winisuda tetap menjaga “rasa manusia” dengan secara bijak menggunakan teknologi. Selain itu, Rektor Intiyas juga mengajak winisuda untuk menjadi agen perubahan yang secara kritis, inovatif dan cerdas mengelaborasi permasalahan di lingkungan sekitar.

Ada tiga hal yang ditekankan Rektor Intiyas untuk terus diingat para winisuda, yaitu jangan mudah menyerah dan jangan berhenti belajar serta mengingat moto UKSW yakni Takut akan Tuhan adalah Permulaan Pengetahuan.

“Yang terakhir adalah ingat bahwa kerja keras itu butuh ketekunan dan keuletan, kecepatan dan ketepatan dalam pengambilan keputusan,” imbuh Rektor Intiyas.

Dihadapan winisuda dan orang tua atau wali, Rektor Intiyas juga berkesempatan membagikan kabar sukacita bahwa pada 14 Februari lalu UKSW berhasil mendapatkan peringkat akreditasi institusi Unggul.

Hal yang sama juga disampaikan Adhrial Refaddin, S.I.P., M.I.P., dalam sambutannya, mengajak lulusan UKSW untuk selalu berdoa, tidak berhenti berusaha, serta memiliki pendirian yang teguh.

“Jaga nama baik, jaga kehormatan kalian, keluarga, agama bangsa dan negara,” imbuhnya.

Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VI yang diwakili Kepala Bagian Umum, Adhrial Refaddin, mengatakan dengan prosesi kali ini, winisuda UKSW sudah selesai menjadi seseorang yang dulu, yaitu sebagai mahasiswa.

Disampaikannya bahwa ini merupakan pencapaian yang patut dirayakan setelah perjuangan 3-4 tahun. Terlebih tidak banyak orang mempunyai kesempatan untuk mengenyam bangku perkuliahan karena dari data didapatkan bahwa angka partisipasi kasar 37%, dengan arti dari 10.000 lulusan SMA hanya 3.700 yang berkuliah.

Salah satu mahasiswa UKSW yang diwisuda kali ini, Dyota Cantacyacitta Vidyadhari, S.Kom., membagikan pengalamannya menimba ilmu di kampus setempat.

Lulusan Fakultas Teknologi Informasi (FTI) ini mengatakan bahwa UKSW memberinya kesempatan memperkaya ilmu tanpa batas dengan mengambil kuliah lintas konsentrasi dan jurusan, bebas memilih Kelompok Bakat Minat (KBM) dan juga ikut program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

“UKSW mengajarkan setiap orang memiliki hak yang sama untuk berkembang sesuai minatnya masing-masing,” kata Dyota yang juga mendapatkan kesempatan belajar di University of Pisa Italia di tahun 2021 melalui program International Student Mobility Awards (IISMA).

Seorang biksu lulusan Program Studi Magister Sains Psikologi, Wasiman, menyampaikan para dosen memberi ruang untuk berkembang saat kuliah di UKSW.

Tak hanya itu, di kampus ini, Wasiman menjumpai mahasiswa dengan beragam latar belakang yang berbeda, mulai dari agama dan juga etnis yang memberinya kesempatan untuk belajar bahasa dan budayanya.

“Sepatutnya keberagaman perlu dirawat dan dijaga agar tetap damai yang menenteramkan dan menyenangkan. Pada akhirnya kuliah di UKSW, kita dipertemukan oleh orang berbeda-beda dan perbedaan tersebut yang patut dihargai,” katanya.

Sementara itu, sejumlah lulusan berhasil meraih indeks prestasi tertinggi (IPT) dari masing-masing jenjang. Peraih IPT jenjang D3, yakni Irma Indriyana, A.Md.Kom (3,80) dari Fakultas Teknologi Informasi Program Studi D3 Teknik Informatika.

Untuk Strata 1, IPK tertinggi diraih Juzack Kristiadhy, S.Pd.Kom (3,98) dari Fakultas Teknologi Informasi Program Studi S1 Pendidikan Teknik Informatika.

Lima lulusan S2 meraih IPK sempurna 4.00 dalam wisuda kali ini. Dari Fakultas Teologi Program Studi Magister Sosiologi Agama diraih oleh Budi Seprianus Tarusu, M.Si., Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Program Studi Magister Akuntansi diraih oleh Denny Setiawan, M.Ak., serta Egah Arifianto, M.Ak.

Lainnya, dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Magister Administrasi Pendidikan diraih oleh Ni Made Astiti Byantari, M.Pd., serta Asry Tesalonika, M.Pd.

Adapun untuk jenjang S3, IPK Tertinggi diraih oleh Dr. Hikmah (4.00) dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis Program Studi Doktor Ilmu Manajemen.

Rekomendasi
Berita Lainnya