SOLOPOS.COM - Ilustrasi Stunting (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, SEMARANG — Sebanyak 1.367 anak di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), dilaporkan mengalami stunting atau tengkes. Angka tersebut berdasarkan data terbaru Operasi Timbang yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang.

Data Operasi Timbang di Kota Semarang itu menyebutkan jika angka stunting di Kota Semarang saat ini mencapai 3,10%, atau 1.367 anak dari 44.058 anak. Meski demikian, data Operasi Timbang itu berbeda dengan hasil survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) di Kota Semarang yang menyebutkan angka stunting di Ibu Kota Jateng itu mencapai 21,3%, atau 65 dari 306 anak.

Promosi BRI Kembali Gelar Program Pemberdayaan Desa Melalui Program Desa BRILiaN 2024

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, pun berharap angka stunting di Kota Semarang itu bisa terus ditekan. Ia menargetkan angka stunting di Kota Semarang turun menjadi 14% pada 2024, atau sesuai dengan target yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi ini pun mengaku telah menyiapkan berbagai strategi untuk menurunkan stunting di wilayahnya. Salah satunya melalui program Si Bening yang baru saja diluncurkan di Balai Kelurahan Salaman Mloyo, Kecamatan Barat, Selasa (12/7/2022).

“Konsep Si Bening ini pada dasarnya adalah gotong royong. Sama seperti Si Centik yang pada dasarnya penerapan bergerak bersama dalam pemberantasan DBD. Alhamdulillah angka DBD di Kota Semarang terbukti bisa ditekan. Insyaallah, jika semua bergerak persoalan di Kota Semarang bisa diselesaikan dengan cepat, termasuk stunting,” ujar Hendi, dikutip dari laman Internet Pemkot Semarang, Rabu (13/7/2022).

Baca juga: Nasib Angkot di Semarang, Dulu Capai Ribuan Kini Tinggal Ratusan

Sebelum meluncurkan Si Bening, Pemkot Semarang juga telah membentuk Dashat, yang merupakan akronim dari Dapur Sehat Atasi Stunting di 16 kecamatan yang ada di kota Semarang. Dashat merupakan program penanganan stunting dengan memberikan makanan tambahan, penempatan petugas surveilans kesehatan di setiap kelurahan, dan pemantaian ibu hamil.

“Tetapi jika ternyata [Si Bening] masih kurang mencapai target, maka akan kita lakukan inovasi-inovasi lainnya. Jadi kita lihat dulu sesuai situasi dan kondisi,” pungkas Hendi.

Sementara itu, Ketua Forum Kota Sehat Kota Semarang, Krisseptiana Hendrar Prihadi, berharap bantuan yang telah diberikan Pemkot Semarang bisa diteruskan oleh stakeholder yang lain dalam rangka bersama-sama mengatasi persoalan stunting di Kota Semarang.

Baca juga: Akibat Stunting, Indonesia Rugi Rp300 Triliun per Tahun, Kok Bisa?

“Pemerintah Kota Semarang melalui DKK [Dinas Kesehatan Kota] Semarang telah memberikan bantuan kepada anak-anak stunting dengan memberikan makan tiga kali sehari selama dua bulan. Namun hal tersebut tidak mungkin berlanjut terus mengingat biaya yang dibutuhkan sangat besar. Harapan saya, Harapan saya, pemberian bantuan ini akan diteruskan oleh lurah maupun Muspida sebagai orang tua asuh,” jelas Tia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya