Jateng
Minggu, 14 Maret 2021 - 23:15 WIB

1,21 Juta Warga Jateng Pengangguran, Paling Banyak di Daerah Ini

Imam Yuda Saputra  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengangguran. (Freepik)

Solopos.com, SEMARANG -- Angka pengangguran di Jawa Tengah atau Jateng mengalami peningkatan pada masa pandemi Covid-19.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran di Jateng saat ini mencapai 1.214.342 orang, atau sekitar 6,48% dari jumlah angkatan kerja di Jateng pada 2020 yang mencapai 18.751.277 orang.

Advertisement

Jumlah ini naik sekitar 2,04% dibanding tahun 2019 atau sebelum pandemi Covid-19 berlangsung, di mana tingkat pengangguran di Jateng sekitar 4,44% dari total angkatan kerjanya.

Baca Juga: Unggahan Foto Sophia Latjuba Ini Sukses Bikin Warganet Auto Menyesal, Kok Bisa?

“Jumlah [pengangguran] itu berdasarkan data yang kita hitung sejak Agustus 2019 hingga Agustus 2020. Sementara untuk data terbaru, yang 2021 ini baru kita lakukan pendataan. Survei baru kita mulai Februari kemarin,” ujar Kepala BPS Jateng, Sentot Bangun Widoyono, kepada Semarangpos.com, Jumat (12/3/2021).

Advertisement

Dari catatan BPS, jumlah pengangguran terbanyak berada di Kota Semarang yakni 98.001 orang atau sekitar 9,5% dari total angkatan kerjanya yang mencapai 1.02 juta orang.

Sementara urutan kedua ditempati Kabupaten Brebes dengan jumlah pengangguran mencapai 89.494 orang atau sekitar 9,8%. Pada urutan ketiga ada Kabupaten Cilacap dengan jumlah pengangguran mencapai 80.811. Lalu, disusul Kabupaten Tegal dengan 70.246 orang menganggur dan Kabupaten Banyumas dengan jumlah pengangguran mencapai 52.689 orang.

Sektor Pekerjaan

Sementara itu dari total 17,54 juta orang yang bekerja di Jateng, paling banyak bekerja di sektor jasa yakni sekitar 7,70 juta. Sedangkan sektor yang paling sedikit diminati adalah pertanian, dengan tenaga kerja sekitar 4,61 juta orang.

Advertisement

Sentot mengatakan dari data BPS menyatakan naiknya tingkat pengangguran di Jateng tak terlepas dari dampak pandemi Covid-19. “Ada data dampak Covid-19 ke TK [tenaga kerja], baik pengangguran maupun pengurangan jam kerja,” tuturnya.

Baca Juga: Buaya Muara Ditangkap di Piyungan setelah Sempat Bikin Resah Warga

Senada disampaikan Kepala Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jateng, Sakina Rosellasari, yang menyebut pandemi memberikan dampak besar pada sektor industri dan berefek langsung kepada meningkatnya jumlah pengangguran.

“Ada beberapa dampak yang dirasa sektor industri akibat pandemi, seperti bahan baku dari luar negeri yang terkendala pengiriman, tenaga ahli asing yang belum bisa ke Indonesia, serta kontrak produksi yang di-reschedule ulang oleh bayar. Hal ini pun membuat pabrik mengurang produksi yang berdampak pada pengurangan tenaga kerja,” tutur Sakina.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif