Jateng
Jumat, 2 Februari 2024 - 15:43 WIB

14 Tokoh Agama Dunia bakal Kumpul di Semarang, Bicara Palestina hingga Ukraina

Ria Aldila Putri  /  Mariyana Ricky P.D  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Konferensi pres Pembukaan The 23rd Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) di UIN Semarang, Jumat (2/1/2024) (Solopos.com/Ria Aldila Putri)

Solopos.com, SEMARANG – Kementerian Agama (Kemenag) menggelar The 23rd Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) yang digelar di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang. Konferensi yang dibuka Kamis (1/2/2024) malam itu akan dihadiri oleh 14 tokoh agama terkemuka di dunia.

Dirjen Pendis Kemenag, Prof. Dr. Muhammad Ali Rhamdani mengatakan, salah satu tujuan dari konferensi ini adalah melahirkan solusi berbagai krisis kemanusiaan di dunia.

Advertisement

Ratusan peserta yang terpilih mengikuti konferensi ini juga diminta mengirimkan paper tentang gagasan gagasan mereka.

“AICIS bukan hanya sebagai forum akademik yang eksklusif dan teoritik, tetapi sebagai forum akademik yang sekaligus memberikan tawaran solusi berbagai krisis global. Dulu ini murni akademik sekarang pertarungan akademik tapi basisnya basis realitas di bumi,” kata Ali, Jumat (2/1/2024).

Ia menjelaskan, salah satu fokusnya yakni masalah perdamaian dan konflik yang terjadi di Palestina, Timur Tengah bahkan Rusia-Ukraina.

Advertisement

“Fenomena tersebut menyebabkan krisis kemanusiaan global karena hilangnya moralitas agama yang selama ini menjadi kendali bagi sikap dan tindakan yang dilakukan oleh manusia,” jelasnya.

Konferensi ini juga akan dihadiri oleh, 14 tokoh agama dari ASEAN hingga Mesir dalam sesi Religious Leaders Summit. 14 tokoh tersebut akan membuat rekomendasi untuk membuat dunia lebih damai.

14 tokoh agama yang dijadwalkan akan hadir dalam pertemuan tingkat tinggi ini, yaitu: KH. Yahya Cholil Staquf (Indonesia); Dr. KH. Abdul Ghafur Maimoen, MA (Indonesia); Prof. Dr. Hilman Latief (Indonesia); Prof. Philip Kuntjoro Widjaja (Indonesia); Venerable Dr. Yon Seng Yeath (Kamboja); YB Datuk Dr. Hasan bin Bahrom (Malaysia); Phra Dr. Anilman Dhammasakiyo (Thailand); Dr. A. Elga J. Sarapung (Indonesia); I Nyoman Jujur (Indonesia); Prof. Dr. Hassanein Al-Saeed Hassanein Ahmed (Mesir); dan Dr. Jassim Mohammed Harjan (Iraq).

Advertisement

“Nanti hasil akhirnya adalah Semarang Charter atau Piagam Semarang yang akan diserahkan ke Kemenlu agar bisa berbunyi dan akan kita berikan ke pimpinan di daerah. Agama harus menjadi penyejuk,” tandasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif