SOLOPOS.COM - Santri Pondok Pesantren Attahdzib mengaji kitab kuning, Kamis (4/6/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Syaiful Arif).

Lomba baca kitab kuning yang digelar DPW PKS Jawa Tengah diikyi 150 santri dari 40 pondok pesantren.

Semarangpos.com, SEMARANG – Sebanyak 150 santri dari 40 pondok pesantren di Jawa Tengah (Jateng) mengikuti lomba baca kitab kuning yang digelar di kantor DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jateng, Jl. Kelud No. 46, Gajahmungkur, Semarang, Minggu (17/4/2016).

Promosi Video Uang Hilang Rp400 Juta, BRI: Uang Diambil Sendiri oleh Nasabah pada 2018

Ketua Panitia Lomba Baca Kitab Kuning, Nurhadi Susilo mengatakan para peserta berasal dari berbagai pondok pesantren (ponpes), seperti Sarang Rembang, Al-Hikmah 1 Benda Brebes, Darul Falah Bangsri Jepara, dan Karangasuci Purwokerto.

Pada lomba yang diinisiasi oleh Fraksi PKS DPR, lanjut dia, para peserta akan membaca kitab Fathul Mu’in karya Syeikh Zainuddin Bin Abdul Aziz Al Malibari. “Kitab yang mashur di Indonesia ini membahas mengenai fiqih mazhab Syafi’i,” kata Nurhadi.

Juri yang akan menilai penampilan para peserta adalah para ulama dan tokoh ponpes di Jateng yakni pengasuh Ponpes Raudhotul Ulum Guyangan, Pati, K.H. Samiun Jazuli K.H. Tri Bimo Soewarno dari Ponpes Al Hadi Iman, Solo, dan K.H. Qutub Izzuddin dari Ponpes Al-Haromain Jepara.

Mekanisme lomba, sambung Nurhadi, dibagi dalam dua sesi. Sesi pertama peserta akan membaca kitab kuning dihadapan satu juri. Nantinya akan diambil tiga peserta terbaik maju ke sesi kedua

Pada sesi kedua yakni tiga peserta akan diminta untuk membaca kitab kuning dihadapan tiga orang juri sekaligus. “Nantinya diambil satu terbaik yang akan mewakili PKS Jateng maju ke babak grand final lomba membaca kitab kuning tingkat nasional di Jakarta,” ungkapnya.

Juara pertama lomba baca kitab kuning tingkat nasional akan mendapatkan satu hadiah utama, yakni umroh beserta uang pembinaan senilai Rp20 juta

Sementara itu, penanggungjawab lomba baca kitab kuning DPW PKS Jateng, Karsono, lomba ini merupakan salah satu cara agar generasi muda muslim tidak melupakan karya besar para ulama dan kiai di Indonesia.

”Kitab kuning merupakan sumbangsihnya pondok pesantren untuk Islam dan Indonesia sehingga perlu dijaga,” kata anggota DPRD Jateng ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya