Jateng
Rabu, 25 Januari 2023 - 13:28 WIB

2.121 Kasus LSD Ditemukan di Jateng, Kabupaten Boyolali dan Semarang Terbanyak

Adhik Kurniawan  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kulit sapi yang terserang LSD. (bbvetwates.ditjenpkh.pertanian.go.id).

Solopos.com, SEMARANG — Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mencatat ada sekitar 2.121 temuan kasus lump skin disease (LSD) di wilayahnya. Temuan kasus terbanyak berada di Boyolali yang mencapai 652 kasus, disusul Kabupaten Semarang dengan 568 kasus.

Pejabat Otoritas Veteriner (POV) Provinsi Jateng, Drh. Haryono, membenarkan bila Kabupaten Semarang dan Boyolali menyumbang kasus LSD tertinggi. Selain dua kabupaten itu, kasus LSD di Kota Semarang juga tercatat tinggi, yakni mencapai 226 kasus.

Advertisement

“Benar, Semarang dan Boyolali tinggi kasusnya. Kami sudah mengintruksikan sektor terkait di sana untuk segera melakukan penanganan dan pengawasan. Termasuk kabupaten/kota lainya agar mulai melakukan tindakan pencegahan agar tak menyebar semakin luas” kata Haryono kepada Solopos.com, Rabu (25/1/2023).

Haryono mengatakan berbagai pencegahan tersebut dengan melakukan pengendalian sektor atau pasar hewan dan melakukan vaksinasi LSD. Terkait vaksin LSD, pihaknya telah menyiapkan kebutuhan sebanyak 29.000 vaksin yang disebar ditiap kabupaten/kota, sesuai kebutuhan masing-masing berdasarkan temuan kasus di tiap daerah.

“Sedangkan pembatasan sektor [penutupan pasar hewan], itu menjadi tanggung jawab kabupaten/kota. Sampai saat ini, kami belum dapat informasi penutupan pasar. Teman-teman masih sebatas melakukan pengetatan pengawasan dan menggencarkan vaksinasi,” terangnya.

Advertisement

Haryono mengatakan penanganan pemotongan hewan bersyarat juga dilakukan, khususnya di daerah-daerah dengan temuan kasus terparah. Kendati seperti itu, pihaknya mengaku terkendala pada alokasi anggaran yang tersedia.

“Pemotongan bersyarat itu sebenarnya bagus, memutus rantai. Hanya, ketersediaan biaya kompensasi LSD untuk bersyarat perlu kesetersedian dan itu besar. Di provinsi saja tahun 2023 ini ada tapi sedikit. Hanya Rp8 juta per ekor, terus hanya tersedia biaya kompensasi untuk 15 ekor,” katanya.

Sekadar informasi, Penyakit LSD menyerang kulit infeksius yang disebabkan oleh virus pox dan hanya menjangkit sapi dan kerbau. Virus tersebut baru masuk ke Indonesia pada 2022 dan terakhir ditemukan di Thailand pada 2021.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif