SOLOPOS.COM - Tegal Kota Bahari di waktu malam. (Istimewa/Twitter @dugalanisme)

Solopos.com, TEGAL — Kabupaten Tegal, sebuah kabupaten yang terletak di pesisir utara Jawa Tengah menawarkan potensi yang menarik untuk pertumbuhan dan perkembangan. Dengan letaknya yang strategis sebagai kota pelabuhan, Tegal memiliki akses yang baik ke wilayah-wilayah sekitarnya.

Potensi sektor ekonomi, khususnya di bidang perdagangan dan perindustrian, semakin berkembang pesat. Tegal semakin menunjukkan diri sebagai pusat industri yang beragam dengan potensi yang kian berkembang.

Promosi Simak! 5 Tips Cerdas Sambut Mudik dan Lebaran Tahun Ini

1. Sentra Industri Teh Nasional

Tegal memang memiliki tradisi minum teh yang telah menjadi bagian hidup masyarakat Tegal sehari-hari. Dilansir oleh laman website indonesia.go.id pada Rabu (26/7/2023), terdapat ungkapan jangan mengaku orang asli Tegal, bila tidak suka minum teh.

Bahkan menurut Pande Made Kutanegara, seorang antropolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, tradisi meminum teh ini konon telah berlangsung jauh sebelum abad ke-17. Meskipun areal perkebunan tidak terlalu luas, Daerah Slawi jadi salah satu produsen teh terkemuka di Indonesia.

Di antaranya banyak industri teh dari berbagai skala baik besar maupun kecil, seperti PT Gunung Slamat dengan produk terkenalnya antara lain Teh Cap Poci, Teh Cap Botol, hingga Teh Celup Sosro, PT Tunggul Naga, dan Teh Cap Dua Burung yang memproduksi Teh Tong Tji.

2. Sentra Batu Akik

Menarik antusiasme masyarakat, fenomena batu akik sempat menguasai dunia fashion yang hampir digunakan oleh semua kalangan.

Dilansir oleh laman website disperintransnaker.tegalkab.go.id, Kabupaten Tegal memiliki batu akik terkenal yang diberi nama Apiksung oleh Enthus Susmono, Bupati Tegal kala itu sebagai produk batu akik dari Dukuh Tengah.

Tegal sendiri memiliki daerah penghasil batu alam berkualitas yaitu di Desa Dukuh Tengah, Kecamatan Margasari.

3. Sentra Industri Shuttlecock

Desa Lawatan, Kabupaten Tegal dikenal erat dengan olahraga bulu tangkis. Bukan tanpa sebab, hal ini karena Desa Lawatan merupakan sentra industri mikro dan kecil pengrajin bola bulu tangkis atau shuttlecock.

Dilansir oleh disperintransnaker.tegalkab.go.id, sekira 15 perusahaan besar, 50 rumah produksi tingkat menengah, dan 50 rumah produksi kelas kecil memproduksi shuttlecock dengan perbedaan jumlah produksi per bulan di setiap kelasnya.

Melihat kondisi ini, tak hanya jadi sentra industri shuttlecock, Desa Lawatan ini bisa dijadikan sebagai wisata edukasi berbasis kerajinan untuk lebih memperkenalkan produk shuttlecock buatan industri lokal untuk lebih dikenal masyarakat luas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya