Jateng
Selasa, 30 Juli 2019 - 22:50 WIB

3.000 Mitra Gocar Semarang Matikan Aplikasi, Ini Sebabnya...

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, SEMARANG — Sekitar 3.000 mitra Gocar di Kota Semarang, Jawa Tengah bersepakat mematikan aplikasi pemesanan atau offbid. Aksi tersebut mereka lakukan sebagai bentuk keberatan atas skema baru poin dan bonus dari aplikator PT Gojek Indonesia selaku operator Gojek.

Juru bicara Asosiasi Driver Online (ADO) Kota Semarang, Astrid Jovanka, mengatakan kebijakan baru soal penetapan poin dan bonus yang dilakukan di pekan ini, terhitung Senin (29/7/2019) sangat memberatkan mitra Gocar. Adapun skema harian menyebut 12, 16, dan 19 poin atau trip dengan bonus masing-masing Rp85.000, Rp30.000 dan Rp60.000.  Ketika mampu memenuhi target trip hingga 19 poin maka driver baru mengantongi bonus Rp175.000.

Advertisement

“Dalam hal ini para DO [driver online] Gocar seperti dianggap sapi perah oleh aplikator. Apakah ini yang dinamakan mitra kerja? Kami menuntut perubahan demi terciptanya kesejahteraan pendapatan,” kata Astrid Jovanka, Selasa (30/7/2019).

Kebijakan baru manajemen Cojek itu dinytakan Astrid sangat berbeda dengan sebelumnya. “Beda dengan ketentuan sebelumnya. Di mana ketika mampu memenuhi seluruh poin maka DO mendapat bonus Rp250.000. Ketentuan yang lama saja sudah berat, apalagi dengan skema harian seperti sekarang,” tambahnya.

Keberatannya juga menyangkut kebijakan skema mingguan, di mana sebelumnya tidak ada skema tersebut, sekarang diatur 80, 100, 120 poin per minggu. “Jika mampu menutup trip itu maka DO hanya mendapat Rp205.000 untuk 80 poin, Rp205.000 untuk 100 poin, dan Rp425.000 untuk 120 poin. Hitungan bonus ini tidak diakumulasi dan dibayar pada awal pekan depannya,” jelasnya.

Advertisement

Disebutnya, yang paling memberatkan adalah DO tidak ada kesempatan untuk memilih atau menggunakan dua skema itu sekaligus. Sistem Gojek memilih secara acak driver yang masuk kategori skema harian atau mingguan.  “Kalau bisa pakai dua skema itu sekaligus tidak masalah. Nah ini sistem yang mengacak, mengacaknya bagaimana driver juga tidak tahu,” katanya.

Ditambahkan, perubahan skema poin dan bonus sama saja dengan membunuh lapangan pekerjaan dan rezeki para driver secara perlahan. Pemerintah daerah diminta turun tangan membantu mencari solusi atas permasalahan itu. “Pak Gubernur Ganjar dan Pak Wali Kota Semarang Hendi [Hendrar Prihadi] tolong perhatikan nasib dan kesejahteraan para driver online,” ujarnya.

Sementara itu, Tian, salah seorang driver Gocar membenarkan skema baru yang harus dijalani membuat pendapatnya menurun. Ia pun sepakat untuk offbid sementara waktu dan berharap segera muncul revisi skema yang lebih berpihak kepada driver. “Saya dapat skema mingguan, itu pun tidak jelas dasarnya apa. Pendapatan jelas turun dari kebijakan sebelumnya,” katanya.

Advertisement

 KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif