Jateng
Selasa, 28 Desember 2021 - 16:38 WIB

4.526 KK di Batang Tak Lagi Jadi Penerima Manfaat, Ini Alasannya

Newswire  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Batang, Jateng Wihaji. (Antara)

Solopos.com, BATANG — Sebanyak 4.526 kepala keluarga (KK) di Kabupaten Batang tidak lagi jadi penerima manfaat. Mereka pun dinyatakan lulus dengan beragam alasan.

Menurut Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Batang, Jawa Tengah mereka secara sukarela mengundurkan diri sebagai penerima bantuan. Karena 4.526 KK tersebut merasa sudah mampu dan mandiri.

Advertisement

“Penerima manfaat yang dinyatakan lulus berarti mereka atas kesadaran sendiri sudah merasa mampu tanpa program Progaram Keluarga Harapan (PKH),” kata Kepala Dinsos Kabupaten Batang Joko Tetuko di Batang, Selasa (28/12/2021).

Menurut dia, pada tahun 2020 di Kabupaten Batang jumlah penerima manfaat PKH mencapai sekitar 32 ribu keluarga dan pada 2021 turun menjadi 28.951 keluarga.

Advertisement

Menurut dia, pada tahun 2020 di Kabupaten Batang jumlah penerima manfaat PKH mencapai sekitar 32 ribu keluarga dan pada 2021 turun menjadi 28.951 keluarga.

Baca juga: Alhamdulillah, 750 Keluarga Kurang Mampu di Jateng dapat Aliran Listrik

Adapun alasan mereka mundur sebagai penerima manfaat, kata Joko, karena penerimaan bantuan sudah habis atau kepesertaan sudah habis batas waktunya. Seperti anak sekolah sudah lulus, atau menerima bantuan selama 10 tahun, serta beberapa faktor komponen lainnya.

Advertisement

“Jadi, saya yakin bahwa program PKH bisa tepat sasaran. Program tersebut bisa diajukan melalui pemerintah desa,” kata Joko Tetuko dikutip dari Antara.

Baca juga: Warteg Dulu Tempat Sarapan Kuli, Kini Jadi Ikon Kuliner Ibu Kota

Bupati Wihaji mengaku dirinya optimistis bahwa program KPM-PKH dapat mengentaskan kemiskinan di daerah setempat.

Advertisement

“PKH mempunyai manfaat besar karena namanya program penerima manfaat. Bisa mengentaskan keluarga yang kurang mampu,” katanya.

Ia mengatakan saat ini program PKH syaratnya lebih rigid, ada yang keluar tetapi ada keluarga baru yang masuk. “Alhamdulilah hasil dari verifikasi dan validasi sekarang lebih bagus sehingga manfaatnya lebih tepat sasaran,” demikian Wihaji.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif