Solopos.com, KUDUS — Kota Kudus ternyata tak hanya dikenal dengan bermacam jenis kuliner khasnya yang tentu mampu memanjakan lidah Anda. Berdiri dengan sejarah yang cukup panjang ternyata membuat Kudus melahirkan berbagai tradisi unik yang juga menjadi daya tarik bagi para wisatawan.
Lantas, apa saja tradisi unik yang dapat Anda jumpai di Kudus? Berikut ini Solopos.com rangkumkan 5 tradisi dan kebudayaan asal Kudus melansir dari berbagai sumber.
Promosi Oleh-oleh Keripik Tempe Rohani Malang Sukses Berkembang Berkat Pinjaman BRI
1. Tradisi Buka Luwur
Salah satu tradisi unik yang dimiliki Kota Kretek ini adalah tradisi buka luwur. Dikutip dari uns.ac.id, Jumat (10/2/2023), tradisi buka luwur merupakan prosesi mengganti kain kelambu penutup makam yang lama dengan kelambu penutup yang baru.
Biasanya dalam rangkaian tradisi yang satu ini diadakan pembagian makanan berupa nasi beserta kain bekas penutup makam yang lama. Masyarakat percaya bahwa nasi dan kain yang mereka dapatkan merupakan berkat yang akan membawa keberuntungan di kemudian hari.
Prosesi tradisi buka luwur ini diselenggarakan di makam Sunan Kudus setiap tanggal 10 Sura dan di makam Sunan Muria setiap tanggal 16 Sura.
2. Tradisi Budaya Wiwit Kopi
Tradisi wiwit kopi berasal dari sebuah desa bernama Colo. Tradisi yang diadakan sebagi bentuk rasa syukur warga terhadap hasil panen kopi yang telah didapat ini telah berlangsung sejak zaman dahulu kala.
Ditengok dari kanal Youtube Muhammad Adi, tata cara tradisi wiwit kopi dilakukan dengan memanjatkan doa bersama dan menyantap berbagai jenis hidangan sederhana secara kembulan atau bersama-sama.
3. Tradisi Tebokan Jenang
Tradisi berikutnya, yakni tradisi tebokan jenang. Ini merupakan sebuah tradisi yang dilakukan untuk melestarikan sejarah jenang Kudus.
Melansir dari kemdikbud.go.id, tradisi ini berasal dari Desa Kaliputu yang merupakan daerah asal pembuatan kuliner jenang khas Kudus. Rangkaian tradisi ini dilakukan dengan melakukan prosesi kirab atau arak-arakan jenang yang disusun pada sebuah tebok dan disunggi secara bersama-sama.
4. Rebo Wekasan
Lain lagi dengan tradisi Rebo Wekasan. Masih dilansir dari uns.ac.id, masyarakat Kudus percaya bahwa hari Rabu minggu terakhir di bulan Safar merupakan hari yang menyimpan banyak makna.
Menurut kepercayaan, setiap hari Rabu terakhir ini akan turun 320 musibah ke muka bumi. Sehingga manusia diwajibkan memohon lebih banyak ampunan, belas kasihan, serta melakukan lebih banyak sedekah yang dianggap mampu menolak bala.
Peringatan Rebo Wekasan biasanya juga dimeriahkan dengan kirab pakaian adat jawa serta festival arak-arakan kesenian lainnya.
5. Tradisi Adat Bulusan
Tradisi adat bulusan menjadi tradisi paling unik. Mengapa unik? Tradisi yang lahir di Desa Hadipolo ini bermula dari sebuah legenda tentang kisah Sunan Muria tatkala mengingatkan seseorang untuk tidak bekerja di malam hari layaknya bulus. Hingga akhirnya peringatan tersebut berubah menjadi nyata dan seseorang tadi benar-benar berubah menjadi bulus.
Bulus tersebut kemudian hidup di sumber mata air yang muncul dari ketukan tongkat Sunan Muria. Lalu Sunan Muria menyampaikan bahwa hingga masa mendatang anak cucunya akan mengunjunginya untuk memberikan makanan dan penghormatan setiap habis bulan Syawal.
Prosesi penghormatan yang dilakukan oleh anak cucu bulus tersebut dengan berziarah secara rutin lantas disebut sebagai tradisi adat bulusan.
Tradisi adat bulusan biasanya dimeriahkan dengan bazar pakaian, makanan, mainan hingga tradisi menyiapkan hidangan sejenis dengan tradisi kupatan.
Selain kelima tradisi di atas, Kudus juga masih mempunyai beberapa tradisi unik lainnya. Hal itu seperti amypang maulid, dandangan, kupatan, serta rogomoyo yang tak kalah menarik dan penuh dengan makna.