Jateng
Rabu, 15 Maret 2023 - 12:47 WIB

6 Pusaka Peninggalan Ki Ageng Pandanaran Semarang Dijamas Pakai Air Perwitasari

Hawin Alaina  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Prosesi jamasan pusaka peninggalan Ki Ageng Pandanaran selaku Bupati I Semarang di pendapa Rumah Dinas Bupati Semarang, Selasa (14/3/2023). (Istimewa)

Solopos.com, SEMARANG — Sebanyak enam pusaka peninggalan Bupati I Kabupaten Semarang, Ki Ageng Pandanaran atau Sunan Pandanaran dijamas di pendapa rumah dinas (rumdin) bupati Semarang, Selasa (14/3/2023).

Jamasan pusaka menggunakan air Perwitasari yang diambil dari 19 kecamatan itu menjadi satu prosesi yang tak dilewatkan dalam rangkaian Hari Jadi ke-502 Kabupaten Semarang.

Advertisement

Salah seorang penjamas pusaka, Sutikno Diprojo, mengatakan jamasan tahun ini mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat. Terlebih, selama dua tahun lalu vakum sehingga masyarakat sangat menantikan proses jamasan pusaka kali ini.

“Pusaka itu adalah ageman para leluhur yang diwariskan pada generasi sekarang. Itu harus dipahami apa maknanya dan harus diterapkan dalam perilaku sehari-hari,” terang Sutikno, Selasa (14/3/2023).

Advertisement

“Pusaka itu adalah ageman para leluhur yang diwariskan pada generasi sekarang. Itu harus dipahami apa maknanya dan harus diterapkan dalam perilaku sehari-hari,” terang Sutikno, Selasa (14/3/2023).

Ia membeberkan pusaka yang dijamas berupa satu tombak terunggul Semar tinandhu, dua trisula, dan tiga keris luk tujuh. Semua pusaka itu merupakan peninggalan Ki Ageng Pandanaran.

“Jamasan ini merupakan simbol pembersihan diri agar perilaku kita senantiasa mendatangkan keberkahan. Selain itu juga untuk nguri-nguri kabudayan. Di mana pusaka ini peninggalan Bupati I Semarang,” jelas dia.

Advertisement

Di waktu sebelumnya, telah digelar berbagai event besar. Hal itu seperti jalan sehat, Kabupaten Semarang Expo, Pesta Durian, dan lain-lain.

“Hari ini acara merti bumi serasi, yaitu membawa air suci perwitasari dari 19 sumber mata air di setiap kecamatan,” kata Bupati.

Sebelum sampai ke rumah dinas Bupati, air perwitasari dikirab mulai Desa Pager, Kecamatan Kaliwungu yang merupakan desa paling ujung tenggara di Kabupaten Semarang.

Advertisement

“Tadi malam menginap di Kecamatan Tuntang. Kemudian diarak lagi di pendapa rumah dinas Bupati. Di jalan, masyarakat memberikan hasil buminya. Ada jagung, padi, ketela,” terang Ngesti.

Pemberian sayuran dan buah itu sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hari jadi Kabupaten Semarang. Nantinya, hasil bumi yang telah diberikan masyarakat saat acara kirab air perwitasari itu akan diperebutkan dalam karnaval puncak acara HUT Kabupaten Semarang, Rabu (15/3/2023).

Bupati berharap Kabupaten Semarang semakin lebih baik dan masyarakatnya bisa kondusif di peringatan hari jadi kali ini.

Advertisement

“Tentunya kami berharap di tahun 2023, masyarakat semakin kondusif, adem ayem, masyarakat semakin sejahtera, pembangunan semakin maju dan bermanfaat bagi masyarakat,” jelas Bupati.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif