Jateng
Rabu, 5 Mei 2021 - 09:42 WIB

Ada Kisah Pohon Asam di Balik Nama Kota Semarang

Yesaya Wisnu  /  Alvari Kunto Prabowo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pohon Asam (Instagram/@fennieekawati)

Solopos.com, SEMARANG -- Kota Semarang merupakan kota terbesar ke lima setelah Jakarta, Surabaya, Medan, dan Bandung. Di balik hiruk pikuk serta kekayaan bangunan bersejarah dan kulinernya yang menarik, Kota Semarang rupanya memiliki kisah sejarah yang panjang, terutama dalam penamaannya.

Dilansir dari laman Instagram  @jenjengsemarang, awalnya Kota Semarang bernama Bergota (Plagota), daerah itu dikuasai  Kerajaan Mataram Kuno. Sebelah utara daerah Semarang adalah laut.

Advertisement

Menurut ahli geologi Belanda, Van Bemmelen, awalnya bentuk daerah Semarang seperti gugusan pulau-pulau kecil. Garis pantai utara pulau Jawa pada zaman dahulu terletak beberapa kilometer menjorok ke daratan saat ini.

Baca Juga : Ada Legenda di Kawah Sikidang yang Selalu Berpindah

Advertisement

Baca Juga : Ada Legenda di Kawah Sikidang yang Selalu Berpindah

Bahkan daerah Semarang bawah dulu adalah lautan. Namun karena ada pengendapan lumpur terus menerus, akhirnya daerah itu menjadi sebuah daratan. Pada abad ke-15, daratan Semarang sudah sampai ke daerah Sleko  saat ini.

Pada saat itu Pelabuhan Semarang telah menjadi Pelabuhan penting, sehingga banyak kapal dagang asing berlabuh disana. Saat itulah banyak orang asing sering berdatangan ke Semarang.

Advertisement

Pohon Asam

Asal  kata Semarang bermula pada akhir abad-15, di mana ada seorang pangeran dari Kesultanan Demak bernama Made Pandan pergi mencari daerah baru untuk menyebarkan ajaran Islam. Sampai akhirnya tiba di daerah Bergota yang menjadi cikal bakal Kota Semarang.

Di sana Pangeran Made Pandan dibantu anaknya Raden Pandan Arang mendirikan pesantren. Lama kelamaan, daerah itu tanahnya menjadi semakin subur dan dari situ tumbuhlah pohon asam yang tumbuhnya arang  (jarang), lalu pohon itu  dinamai sebagai “asem arang.”

Dari  pohon asam itulah akhirnya nama daerah itu disebut sebagai ‘Semarang’ yang terdiri dari dua silabel, yaitu ‘Sem’  yang berarti pohon asam dan ‘Rang’ yang merupakan kependekan dari kata Bahasa Jawa untuk jarang yakni ‘Arang’

Advertisement

Baca Juga : Jateng Larang Salat Id Berjemaah di Zona Merah & Oranye

Karena Kota Semarang ini memiliki cerita sejarah yang panjang, tidak heran banyak ditemui peninggalan-peninggalan sejarah. Dilansir dari Detik.com, sebuah prasasti ditemukan di Gunung Ungaran, Kabupaten Semarang.

Prasasti yang ditemukan itu terpahat di sebuah batu andesit. Prasasti itu berada di perbatasan antara Kabupaten Kendal dengan Kabupaten Semarang. Namun masih masuk dalam wilayah Semarangraya. Prasasti itu menggunakan huruf Jawa kuno yang diduga memuat angka 1371 Saka atau sekitar 1451 Masehi.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif