Jateng
Senin, 17 Mei 2021 - 21:30 WIB

Ada Larangan Mudik, Pemudik di Jateng Capai 600.000 Orang

Imam Yuda Saputra  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas memeriksa kendaraan pemudik dari Jakarta menuju Klaten di Jalan Raya Margonda, Depok, Jawa Barat, Selasa (27/4/2021). (Antara/Asprilla Dwi Adha)

Solopos.com, SEMARANG — Pemerintah memang telah mengeluarkan larangan mudik pada Lebaran 2021 termasuk ke Jateng. Meski demikian, bukan berarti tidak ada warga yang melakukan mudik pada Lebaran kali ini.

Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, bahkan menyebut pada musim mudik kali ini masih ada pemudik yang masuk ke wilayahnya.

Advertisement

Ganjar mengatakan evaluasi sementara terkait arus mudik dan balik Idulfitri 1442 Hijriah secara keseluruhan orang yang datang. Baik menggunakan izin maupun menerobos mencapai 600.000 orang. Jumlah arus mudik ke Jateng lebih sedikit dibanding tahun lalu yang mencapai 1 juta pemudik.

Baca juga: Tempat Penyalaan Lilin Kelenteng Sam Po Kong Semarang Terbakar

“Tentu saja arus balik ini juga jadi catatan kita agar semua dalam kontrol yang ketat. Tidak hanya soal kemacetan dan keamanan, tapi juga kesehatan. Maka di beberapa titik tetap saja random sampling test, khususnya rapid test antigen,” ujar Ganjar saat menghadiri halalbilalal di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Senin (17/5/2021).

Advertisement

Ganjar tidak menampik adanya temuan warga positif Covid-19 saat arus mudik ke Jateng. Data sementara ada sekitar 28 orang yang positif Covid-19 pasca-rapid test antigen di jalur penyekatan.

“Ada. Datanya kemarin terus muncul, saya belum update tetapi beberapa waktu lalu. Tepatnya satu pekan lalu ada sekitar 28 orang. Sampai dengan tadi dilaporkan di Banyumas menemukan tidak sampai 10 orang,” katanya.

Baca juga: Covid-19 Kembali Renggut Nyawa Tenaga Medis di Purbalingga, Kali ini Kepala Puskesmas

Advertisement

Antisipasi Peningkatan Kasus

Selain soal mudik ke Jateng, untuk mengantisipasi potensi peningkatan kasus Covid-19 pasca-Lebaran, Ganjar sudah meminta kepada seluruh kepala daerah agar meningkatkan kewaspadaan. Begitu juga dengan penyiapan tempat isolasi. Baik isolasi mandiri maupun isolasi dan ICU di rumah sakit. Penyiagaan tersebut dilakukan selama 14 hari ke depan.

“Tempat isolasi dan rumah sakit saya minta untuk standby. Kami minta paling tidak selama 14 hari ke depan SDM siap. Khususnya pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan pelayanan medis harus siap. Tempat isolasi disiapkan baik yang di rumah sakit maupun mandiri. Agar kita siap siaga kalau ada peningkatan,” ungkapnya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif