Jateng
Senin, 6 Juni 2022 - 11:59 WIB

Ada Makam di Puncak Gunung Sumbing, Milik Siapa?

Nugroho Meidinata  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga mengusung tumpeng dan ingkung ayam saat tradisi Merti Desa Petarangan di puncak bukit Botorono kawasan lereng gunung Sumbing, Petarangan, Kledung, Temanggung, Jateng, Jumat (26/11/2021). (Antara/Anis Efizudin)

Solopos.com, TEMANGGUNG — Di puncak Gunung Sumbing yang terletak di tiga kabupaten Jawa Tengah terdapat sebuah makam. Kira-kira makam siapa itu?

Diberitakan Solopos.com sebelumnya, ternyata makam tersebut merupakan makam Ki Ageng Makukuhan. Dia diyakini sebagai orang pertama yang singgah di Kedu, sebuah kecamatan di Temanggung dan memperkenalkan tembakau di daerah ini.

Advertisement

Bersumber dari situs resmi Kecamatan Kedu, Temanggung, Ki Ageng Makukuhan yang keturunan China ini memiliki nama asli Ma Kuw Kwan. Dia merupakan murid dari Sunan Kudus dan Sunan Kalijaga.

Sosok yang dimakamkan di puncak Gunung Sumbing ini di masa hidupnya dikenal sebagai santri yang berilmu. Hal ini yang membuat Ki Ageng Makukuhan diminta oleh Sunan Kudus untuk menyebarkan agama Islam di Kedu dengan media pertanian.

Advertisement

Sosok yang dimakamkan di puncak Gunung Sumbing ini di masa hidupnya dikenal sebagai santri yang berilmu. Hal ini yang membuat Ki Ageng Makukuhan diminta oleh Sunan Kudus untuk menyebarkan agama Islam di Kedu dengan media pertanian.

Baca Juga:  Terakhir Meletus 1730, Gunung Sumbing Ternyata Masih Aktif

Menurut cerita, Sunan Kudus menjatuhkan rigen melalui ilmu yang dimiliknya. Rigen sendiri merupakan anyaman bambu yang tidak terlalu rapat berbentuk persegi panjang di sebuah lahan di lereng Gunung Sumbing dan Sindoro.

Advertisement

Baca Juga:  Jembatan Terpanjang Jateng Ternyata Ada di Tol Semarang-Solo

Sosok Ki Ageng Makukuhan yang dimakamkan di puncak Gunung Sumbing ini juga ikut menyiarkan agama Islam saat bercocok tanam. Dia tak segan-segan melakukan salat di sawah yang memiliki hasil panen bagus. Ternyata langkah Ki Ageng Makukuhan ini ditiru masyarakat setempat yang akhirnya ikut masuk Islam, yang sebelumnya menganut ilmu kepercayaan.

Di Desa Kedu, Kecamatan Kedu, Temanggung, juga terdapat petilasan Ki Ageng Makukuhan yang dibangun oleh pemerintah. Petilasan ini ramai dikunjungi peziarah pada momen-momen tertentu. Sementara itu, makamnya berada di puncak Gunung Sumbing.

Advertisement

Baca Juga: Tiket Masuk Candi Borobudur Rp750.000, Tarif Rombongan Jadi Berapa?

Di lereng Gunung Sumbing dan Sindoro terdapat sebuah hutan bernama Rasamala. Di hutan ini terdapat pohon walitis yang memiliki tinggi 30 meter dengan lingkar pohon 7,5 meter. Untuk memeluk pohon tersebut diperlukan enam orang dewasa.

Menurut masyarakat sekitar lereng Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing yang masih aktif ini, pohon tersebut berasal dari tongkat salah seorang pengkikut wali, yakni Ki Ageng Makukuhan yang ditancapkan ke tanah.

Advertisement

Baca Juga:  Kawah Candradimuka Gunung Lawu Dikenal Sakral dan Tersembunyi

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif