SOLOPOS.COM - Jajanan Tradisional di Pasar Tradisi Lembah Merapi. (Istimewa/Google Maps Pasar Tradisi Lembah Merapi)

Solopos.com, MAGELANGPasar Tradisi Lembah Merapi merupakan destinasi wisata yang wajib dikunjungi saat berkunjung ke Desa Banyubiru, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang.

Pasar ini terletak di puncak bukit Gunung Gono yang dulunya merupakan sebuah tempat yang jarang dijamah manusia dengan penuh semak pohon bambu.

Promosi BI Rate Naik Jadi 6,25%, BRI Optimistis Pertahankan Likuiditas dan Kredit

Siapa sangka tempat yang dulunya semak belukar tersebut kini menjadi wisata pasar favorit yang ramai dikunjungi wisatawan. Meski lokasi ini berada di puncak bukit Gunung Gono dan hanya dibuka pada Minggu, masyarakat tidak pernah bosan berkunjung ke tempat ini.

Melansir dari berbagai sumber, Pasar Tradisi Lembah Merapi hadir sebagai destinasi wisata budaya yang mengusung konsep “tempo doeloe”. Di pasar ini menyuguhkan berbagai macam makanan dan minuman khas tradisional sekaligus bersantai dengan nuansa alam yang masih asri.

Terdapat sekitar 32 lapak yang dikelola oleh warga setempat dari 14 Dusun, di mana setiap pedagang tidak diperbolehkan menjual satu menu yang sama.

Ada beragam makanan dan minuman khas zaman dulu yang dijajakan di sini. Hal itu misalnya ada nasi megono, pepes, ikan, cenil, rambut nenek, getuk, es cendol, es pisang, dan masih banyak lagi.

Tak hanya makanan dan minuman, pasar ini juga menyediakan berbagai mainan jadul yang bisa dijadikan cenderamata.

Menurut Kepala Desa (Kades) Banyubiru, Wintoro, tujuan awal dibangunnya pasar ini memang dibuat dengan konsep untuk memunculkan aktivitas orang-orang lembah Merapi zaman dahulu saat berada di pasar. Guna mendalami konsepnya, mulai dari tatanan hingga suasananya semua didesain sedemikian rupa.

Sejak dari pintu masuk, pengunjung akan melewati gerbang berbentuk segitiga yang mirip dengan tempat penyimpanan padi orang Merapi terdahulu atau biasa dikenal dengan lumbung. Hal itu memiliki makna yang berhubungan dengan kehidupan.

Kemudian, jual beli di Pasar Lembah Merapi menggunakan alat transaksi berupa Dolar Dono, semacam kepingan kayu berbentuk oval yang satuannya bernilai dua ribu rupiah.

Hal yang mendukung konsep Jawa klasik yang sangat terasa di Pasar Tradisi Lembah Merapi adalah para penjual yang mengenakan pakaian khas Jawa kuno. Para pria menggunakan belangkon dan baju lurik-lurik cokelat hitam, sedangkan wanita memakai kain jarik.

Selain itu, pembungkus makanan atau minuman di Pasar ini juga tidak diperbolehkan menggunakan plastik. Melainkan semua pedagang diwajibkan menggunakan wadah yang ramah lingkungan dan barang-barang zaman dulu, seperti batok kelapa, gelas dari bumbung (potongan bambu), dan daun pisang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya