Jateng
Selasa, 15 September 2015 - 03:50 WIB

AEKI Pastikan Volume Produksi Kopi Meningkat

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemetik buah kopi (Rachman/JIBI/Bisnis)

Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) memastikan volume produksi dan kualitas kopi meningkat.

Kanalsemarang.com, SEMARANG-Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Jawa Tengah memastikan volume produksi kopi meningkat seiring dengan peningkatan kualitas tanam di kalangan petani.

Advertisement

“Total produksi kopi di Indonesia pada tahun 2014 sebanyak 540.000 ton, kami prediksikan pada tahun ini akan ada peningkatan volume produksi menjadi 660.000-690.000 ton,” kata Ketua AEKI Jateng Moelyono Susilo di Semarang, Senin (14/9/2015).

Menurut dia, peningkatan produktivitas kopi tersebut merupakan dampak baik dari pembinaan yang terus dilakukan oleh AEKI kepada para petani, salah satunya untuk cara tanam.

Advertisement

Menurut dia, peningkatan produktivitas kopi tersebut merupakan dampak baik dari pembinaan yang terus dilakukan oleh AEKI kepada para petani, salah satunya untuk cara tanam.

“Beberapa yang kami arahkan di antaranya membuang cabang yang sudah tidak produktif dan penggunaan pupuk dengan ukuran yang tepat. Selain bagus untuk tanaman, penggunaan pupuk yang tepat akan memangkas biaya pemeliharaan,” katanya.

Selain itu, pihaknya juga membantu para petani untuk melengkapi kopi hasil panen dengan standar sertifikasi Eropa.

Advertisement

“Agar kualitas kopi baik, penanaman tidak boleh dilakukan di daerah sungai. Jika terlalu dekat dengan sungai maka kadar air akan terlalu tinggi,” katanya.

Sejauh ini, salah satu daerah penghasil kopi yang sudah mengalami peningkatan produktivitas, adalah Gunung Kelir.

Ia mengatakan jika sebelumnya volume panenan kopi sekitar 1,1 ton/hektare untuk saat ini volumenya meningkat menjadi 1,5-1,6 ton/hektare.

Advertisement

“Kami terus mendampingi dan mengarahkan petani di daerah tersebut, hasilnya volume panen mereka terus meningkat,” katanya.

Secara konsumsi, hingga saat ini hampir 50 persen hasil panen nasional digunakan untuk memenuhi pasar dalam negeri.

Ia mengatakan peningkatan pasar dalam negeri terjadi seiring dengan menjamurnya kafe maupun restoran yang menjadikan minuman kopi sebagai salah satu menu andalan.

Advertisement

“Sejauh ini ekspor kopi dari Indonesia masih terbatas karena kebutuhan kopi di pasar dalam negeri terus meningkat. Oleh karena itu, peningkatan volume produksi ini diharapkan mampu memberikan dampak baik bagi penjualan kopi baik di dalam negeri maupun ekspor,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif