Jateng
Selasa, 24 Januari 2017 - 13:50 WIB

AGENDA SEMARANG : Festival Kuliner Imlek Dijaga Ketat Disindir Netizen

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Festival Kuliner Imlek yang digelar di Pasaraya Sri Ratu, Jl. Pemuda, Pandansari, Semarang Tengah, Kota Semarang, Jateng, dijaga ketat polisi bersenjata, Senin (23/1/2017). (Facebook.com-Hendra Hendarin)

Agenda Semarang, Festival Kuliner Imlek, dijaga ketat polisi bersenjata api sehingga menuai sindiran publik pengguna Internet (netizen).

Semarangpos.com, SEMARANG ? Festival Kuliner Imlek yang sebelumnya bernama Pork Festival digelar Pasaraya Sri Ratu, Jl. Pemuda, Pandansari, Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Senin-Sabtu(23-28/1/2017). Pada hari pertama, festival makanan yang didominasi masakan olahan daging babi itu dijaga ketat polisi berseragam dan bersenjata.

Advertisement

Hal ini pun jadi perbincangan publik pengguna Internet (netizen) di dunia maya. Pengguna akun Facebook Hendra Hendarin yang merasa heran mengungkapkan sindirannya terhadap penjagaan ketat dari pihak kepolisian itu di dinding pribadinya. “Adakah yang lebih berbahaya daripada kuliner Babi? Babi sangatlah berbahaya, mereka bisa menciptakan instabilitas bangsa dan Negara. Sudah saatnya kita serukan perang terhadap Babi,” sindirnya.

Penjagaan ketat Festival Kuliner Imlek itu karena beberapa waktu lalu festival tersebut sempat ditentang organisasi kemasyarakatan (ormas) di Semarang. Pihak ketua panitia lantas mengganti nama festival yang sebelumnya Pork Festival yang berasti festival daging babi menjadi Festival Kuliner Imlek sesuai dengan kesepakatan pihak penyelenggara dan ormas yang sempat menentang dengan mediasi pihak Polrestabes Semarang.

Sindiran di media sosial Facebook itu menuai reaksi dari netizen. Netizen merasa festival itu tak seperti tahun lalu yang berlangsung aman dan lancar. Pasalnya, festival karya kuliner berbahan baku daging babi kali ini harus dijaga ketat polisi bersenjata.

Advertisement

Sebenarnya bukan itu nafas semarang yg sangat toleran. Kami hidup berdampingan dengan SARA apapun di kota lumpia. Sebagai wong semarang terus terang saya malu krn adanya ‘penolakan tak cerdas’ atas acara tsb,” tulis pengguna akun Kristanto Eko yang mengaku sebagai warga Semarang.

Kiriman pengguna akun Hendra Hendarin lantas dibagikan ke beberapa grup Facebook, termasuk di Media Informasi Kota Semar (MIK Semar). Netizen member MIK Semar yang menanggapi sindiran itu juga menyayangkan isu SARA yang sempat mengancam keberlangsungan Festival Kuliner Imlek itu.

Festival Kuliner Imlek memang didominasi makanan olahan daging babi. Namun di sana juga terdapat makanan bukan babi yang tentu letaknya terpisah dengan kumpulan makanan olahan daging babi. (Ginanjar Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

Advertisement

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif