SOLOPOS.COM - Kondisi debit air di Bendungan Jatibarang, Semarang, Jawa Tengah pada akhir Juni 2023. (Solopos.com/Adhik Kurniawan).

Solopos.com, SEMARANG — Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (Pusdataru) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) terus memantau ketersediaan air di 41 waduk dan bendungan seiring berlangsungnya musim kemarau dan potensi adanya ancaman El Nino.

Langkah tersebut diambil guna memantau ketersediaan air waduk untuk mengetahui pasokan air bagi lahan irigasi pertanian yang tersebar di 35 kabupaten/kota.

Promosi BI Rate Naik Jadi 6,25%, BRI Optimistis Pertahankan Likuiditas dan Kredit

Kepala Dinas Pusdataru Jawa Tengah, Eko Yunianto, mengatakan kapasitas debit air waduk pada akhir Juni mencapai 1,2 miliar kubik. Angka itu menyusut ketimbang pekan awal Juni yang masih kisaran 1,3 miliar kubik.

“Secara berkala kami memonitor elevasi debit air waduk dan bendungan. Di samping itu, kami giatkan juga memantau dan memetakan umur tanaman di lahan persawahan,” kata Eko kepada Solopos.com, Rabu (5/7/2023).

Kendati ada penurunan debit air, Pusdataru Jateng memastikan kondisi debit air waduk masih relatif aman ketimbang tahun 2019 silam. Di mana terjadi kemarau berkepanjangan.

Tak hanya itu, pihaknya juga mengaku sudah menganalisis satu per satu persoalan yang berpotensi muncul saat ada El Nino tahun ini.

“Di bulan ini sudah masuk masa tanam kedua. Artinya berpotensi mengalami kekurangan air irigasi. Imbauan kami, petani harus disiplin menggunakan air irigasi. Salah satunya dengan melakukan penamanan secara berkala. Kami tahu tren di negara ini kalau tidak ada hujan, sungai kita pasti menjadi kering. Makanya, harus ada kerja bareng semua pihak di sektor Daerah Aliran Sungai (DAS),” pintanya.

Selain waduk, Pusdataru Jateng juga memiliki 145 titik kontrol poin guna memantau elevasi debit air sungai di Jawa Tengah. Di sisi lain, pihaknya telah menerima surat edaran dari Sekda Jateng, Sumarno, mengenai kebijakan yang bisa dilakukan selama musim kemarau.

“Di mana kami diarahkan untuk memanfaatkan pompa sumur pantek. Sumur pantek ini merupakan istilah lain dari sumur bor,” imbuhnya.

Pusdataru Jateng pun telah diminta menginformasikan kepada para petani untuk memakai tus-tusan atau sumber air irigasi yang berasal dari air limpahan sodetan sungai-sungai kecil yang alirannya dari bendungan, embung, atau waduk terdekat.

“Kami sarankan supaya para petani mesti disiplin menyepakati aturan yang dibuat dengan organisasinya seperti gabungan kelompok tani (gapoktan) dan dinas terkait. Kesepakatan mesti dikerjakan bersama-sama agar hasilnya menjadi lebih baik,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya