SOLOPOS.COM - Dosen FBS Universitas Negeri Semarang (Unnes), Rahmat Petuguran, saat memaparkan materi terkait Santun Berbahasa di Media Sosial di hadapan 25 siswi SMA/SMK dan 85 mahasiswa asal Kota Semarang, Jawa Tengah di Hotel MG Setos, Kota Semarang, Sabtu (16/9/2023). (Solopos.com/Adhik Kurniawan).

Solopos.com, SEMARANG – Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah (Jateng), berupaya meningkatkan literasi masyarakat, terutama Generasi Z untuk bijak bertutur di sosial media (sosmed). Upaya ini salah satunya diwujudkan dengan menggelar kegiatan diskusi bertema Kesantunan Berbahasa di Media Sosial yang digelar di Hotel MG Setos, Sabtu (16/9/2023).

Kepala Balai Bahasa Jateng, Syarifuddin, mengatakan saat ini perkembangan teknologi membuat akses informasi semakin mudah. Oleh karenanya, kemampuan literasi bahasa dalam ranah sosmed perlu ditingkatkan untuk tetap menjaga sifat bertutur yang baik dan benar.

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

“Mereka ini, Generasi Z, dipersiapkan untuk membawa Indonesia emas. Maka kita harus bekali dalam berbahasa. Jadi di kegiatan ini, ada pembinaan serta gambaran literasi untuk upaya meningkatkan kualitas penggunaan bahasa. Baik segi keteladanan dan kedisiplinan,” terang Syarifuddin seusai memberi sambutan di Hotel MG Setoz Semarang, Sabtu (16/9/2023).

Segi teladan dan kedisiplinan itu, lanjut Syarifuddin, bertujuan untuk menjaga konteks bahasa sebagaimana mestinya. Sehingga, ketika Generasi Z bertutur di sosmed tidak menimbulkan konflik atau permasalahan lainya.

“Konteks yang dimaksud adalah kaidah bahasa itu sendiri. Di mana harus memenuhi unsur kesantunan. Agar terjadi keefektivan, kesinambungan pembicara dan pendengaran, penulisan dan pembaca,” sambungnya.

Berlandasan pada kesantunan dalam bertutur di media sosial (medsos) itu< maka akan menciptakan iklim yang nyaman dan komunikatif bagi semua kalangan. Sehingga tidak menimbulkan konflik atau menyinggung ras, agama, maupun orang lainya.

“Memperhatikan kesantunan itu perlu. Menekankan bahasa agar tidak mebimbulkan konflik. Apalagi ada UU ITE, ada pidananya perbuatan tidak menyenangkan. Maka kalau adik-adik [Generasi Z] tahu ini [kesantunan bertutur di medsos] bisa menghindari atau menimbulkan masalah. Harapannya itu,” harapnya.

Sementara itu, seorang pemateri, Rahmat Petuguran, membenarkan bila kesantunan itu penting dalam bertutur di medsos. Kendati demikian, ia tak menampik jika fenomena saat ini, hal tersebut sulit dilakukan.

“Karena ada tiga hal yang menjadikanya sulit. Medsos ini bersifat tidak langsung. Kemudian orang bisa menjadi anonim dan membuatnya tidak bertanggung jawab [menebar konflik]. Terakhir longevity atau keawetan, tuturanya terdokumentasi, bahaya bila dibaca diwaktu berbeda, makna bisa sedikit bergeser,” jelas Dosen FBS Universitas Negeri Semarang (Unnes) itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya