Jateng
Jumat, 17 Oktober 2014 - 20:50 WIB

AKHIR MASA JABATAN SBY : Beri Pengarahan Kepada Para Taruna di Akmil, SBY Sekalian Pamitan

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Presiden SBY. (JIBI/Solopos/Antara/Andika Wahyu)

Kanalsemarang.com, MAGELANG- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang akan mengakhiri masa jabatannya sebagai Presiden RI pada 20 Oktober 2014 berpamitan kepada para taruna Akmil, AAL, AAU, Akademi Kepolisian serta jajaran TNI dan Polri di Akademi Militer Magelang, Jumat (17/10/2014).

Advertisement

“Pada 20 Oktober yang akan datang secara resmi saya akan mengakhiri tugas, saya mohon izin di hadapan jajaran TNI/Polri,” katanya saat memberikan pengarahan kepada para taruna Akmil, Akademi Angkatan Laut (AAL), Akademi Angkatan Udara (AAU), Akademi Kepolisian serta jajaran TNI dan Polri di Lapangan Sapta Marga Akmil.

Hadir pada acara tersebut, antara lain Menkopolhukam Djoko Suyanto, Menhan Purnomo Yusgiantoro, Kasad Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.

“Terima kasih atas dukungan kebersamaan dan pelaksanaan tugas jajaran TNI/Polri. Meskipun saya tidak lagi menjadi presiden, akan tetap berbakti kepada bangsa dan negara,” katanya seperti dikutip Antara.

Advertisement

Ia mengatakan pada 20 Oktober 2014 bangsa Indonesia akan memiliki presiden dan pemerintahan baru.

“Laksanakan tugas yang diberikan oleh pemimpin dan pemerintahan baru nanti dengan sebaik-baiknya. Saya mendoakan agar semua TNI dan Polri tetap berjaya, sampaikan salam saya kepada seluruh keluarga jajaran TNI dan Polri. Semoga Tuhan YME senantiasa melindungi kita semua,” katanya.

Di depan para prajurit TNI, Presiden juga mengungkapkan kebanggaannya pada para prajurit, seraya berpesan agar TNI dan Polri tetap kuat agar negara Indonesia makin kuat.

Advertisement

“Jika prajurit TNI kuat maka negara akan kuat. Tetapi jika prajuritnya lemah maka negara pun akan lemah,” katanya.

Ia mengatakan ancaman bisa muncul baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang berpotensi mengganggu keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, antara lain ancaman insurgensi, terorisme, ancaman tradisional dan potensi pemberontakan.

Pascaperang dunia kedua, katanya, dunia masih dalan kondisi tidak stabil, dipenuhi konflik, peperangan, dan aksi-aksi teror.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif