SOLOPOS.COM - Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu atau yang karib disapa Ita (kanan), saat menerima anugerah Kota Layak Anak (KLA) tingkat utama dari Menteri PPPA, Bintang Puspayoga, di Hotel Padma, Kota Semarang, Sabtu (22/7/2023). (Solopos.com-Humas Pemkot Semarang)

Solopos.com, SEMARANG — Kerja keras Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang untuk meraih predikat Kota Layak Anak (KLA) tingkat utama akhirnya membuahkan hasil. Setelah tiga tahun berturut-turut hanya mendapat predikat KLA tingkat nindya, Kota Semarang akhirnya mampu meraih penghargaan KLA tingkat utama pada tahun 2023.

Penghargaan KLA utama itu diberikan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga, secara langsung kepada Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, di Hotel Padmaa, Kota Semarang, Sabtu (22/7/2023).

Promosi BRI Group Buka Pendaftaran Mudik Asyik Bersama BUMN 2024 untuk 6.441 Orang

Hanya ada tiga kabupaten/kota di Jateng yang meraih KLA tingkat utama pada tahun 2023 ini. Selain Kota Semarang, penghargaan serupa juga diraih Kota Solo dan Kabupaten Sragen.

Wali Kota Semarang mengaku senang dan bangga atas hasil yang telah dicapai itu. Ia mengatakan selama tiga tahun berturut-turut Kota Semarang mendapatkan kategori nindya dan tahun ini bisa naik peringkat ke KLA kategori utama, meski belum pada tahap akhir yakni KLA.

Pasalnya, pencapaian tertinggi adalah KLA. Meski demikian ia tetap bangga akhirnya Kota Semarang bisa mendapat kategori utama.

“Alhamdulillah, akhirnya Kota Semarang pada 2023 ini ‘pecah telur’ ya, mendapatkan KLA yang utama. Tadi, disampaikan Bu Bintang (Menteri PPPA) bahwa yang paling bagus, mentok, itu KLA, ya, Kota Layak Anak. Tapi, kami tetap bersyukur atas capaian ini, Alhamdulillah,” ujar Wali Kota Semarang yang karib disapa Ita itu.

Wali kota perempuan pertama di Kota Semarang itu mengatakan bahwa penghargaan yang didapatkan tersebut adalah hasil kerja keras lintas organisasi perangkat daerah (OPD) dan juga pemangku kebijakan terkait. Dirinya tidak menampik jika selama satu tahun ini berupaya keras untuk bisa meraih kategori utama dengan melengkapi poin-poin yang bisa membawa Kota Semarang dalam kategori Utama.

“Semua ini karena kerja keras teman-teman OPD, lintas sektor, masyarakat. Karena tanpa mereka semua, Kota Semarang tidak bisa mendapatkan penghargaan ini,” ungkapnya.

Meski demikian, Ita mengaku untuk mempertahankan kategori tersebut dirasa lebih sulit dibanding mendapatkannya. Untuk itu pihaknya akan terus berupaya mempertahankan dan membenahi kekurangan-kekurangannya sehingga nantinya bisa meraih KLA.

“Untuk mempertahankan lebih sulit dari pada mencapainya. Makanya, di tahun ini kami berupaya tetap mempertahankan apa yang disampaikan mengenai 24 indikator. Kami akan terus monitor pemenuhan indikator-indikator tersebut,” tuturnya.

Ke-24 indikator KLA, antara lain adanya Peraturan Daerah (Perda) mengenai KLA, terlembaganya KLA, keterlibatan masyarakat, dunia usaha, media, informasi layak anak, partisipasi anak, hingga kasus perkawinan anak. Mbak Ita pun menargetkan untuk ke depannya agar mencapai kategori tertinggi yakni KLA, pihaknya akan mendorong OPD dan pemangku kepentingan untuk berupaya dalam memenuhi hak-hak anak di dalam berbagai aspek kehidupan.

Sementara itu, Menteri PPPA Bintang Puspayoga menyampaikan hingga saat ini belum ada kabupaten/kota yang mendapatkan penghargaan tertinggi, yakni KLA dari penilaian yang dilakukan tim. Meski demikian, lanjutnya, penerima KLA tingkat utama pada tahun 2023 ini meningkat menjadi 19 kabupaten/kota dibandingkan tahun lalu yang hanya delapan kabupaten/kota.

Penyemangat

Bintang Puspayoga berharap penghargaan Kabupaten/Kota Layak Anak 2023 bisa menjadi cambuk penyemangat bagi daerah untuk bekerja lebih keras dalam melindungi kelompok anak dan memastikan pemenuhan haknya. Terlebih, penghargaan KLA tersebut terasa kian istimewa di tengah kuatnya keinginan untuk mewujudkan pemenuhan hak dan perlindungan khusus anak yang dilakukan secara terencana, menyeluruh, dan berkelanjutan oleh berbagai pihak yang berbondong-bondong bekerja keras mewujudkan cita-cita menuju Kabupaten/Kota Layak Anak dan Indonesia Layak Anak (IDOLA) 2030 serta Indonesia Emas 2045.

“Capaian yang menggembirakan ini bukanlah suatu tujuan akhir, tetapi suatu proses dan penyemangat untuk semakin maju dalam memperjuangkan pemenuhan hak dan perlindungan khusus anak di daerahnya masing-masing. Besar harapan saya bahwa daerah yang berhasil mendapatkan prestasi terbaiknya dapat menjadi inspirasi dan membagikan praktik-praktik baiknya bagi daerah lain yang juga sama-sama sedang berjuang menuju Kabupaten/Kota Layak Anak,” ujar Menteri PPPA.

Sebanyak 19 kabupaten/kota yang meraih penghargaan KLA Utama, yakni Kota Semarang, Kota Surabaya, Kota Denpasar, Kabupaten Sleman, Kota Probolinggo, Kabupaten Bantul, Kota Sawahlunto, Kota Jakarta Utara.

Kemudian, Kota Madiun, Kabupaten Sragen, Kabupaten Tulungagung, Kota Jakarta Timur, Kabupaten Siak, Kota Jakarta Selatan, Kota Padang Panjang, Kota Padang, Kota Yogyakarta, Kota Balikpapan, dan Kota Surakarta.

Selain prestasi KLA kategori Utama, Kota Semarang juga dipercaya menjadi tuan rumah Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2023 dengan berbagai kegiatan yang menjadi rangkaian kegiatan termasuk penganugerahan Kota/Kabupaten Layak Anak. Puncak Peringatan HAN ini digelar di Lapangan Simpang Lima, Kota Semarang, Minggu (23/7/2023), dan dihadiri Wakil Presiden, Ma’ruf Amin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya