SOLOPOS.COM - Tenaga kesehatan di posko kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Grobogan saat mengecek kondisi kesehatan masyarakat yang terdampak banjir sejak Senin (5/2/2024) lalu. (Dok DKK Grobogan)

Solopos.com, GROBOGAN – Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Grobogan, Jawa Tengah (Jateng), mulai menerima sejumlah laporan warganya yang mengalami sakit akibat banjir yang melanda wilayahnya sejak Senin (5/2/02024) lalu.

Oleh sebab itu, pihaknya mulai mendsistribusikan obat-obatan sebagai upaya antisipasi dini penyakit pasca banjir, khususnya zoonosis seperti leptospirosis.

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Grobogan, Djatmiko Wiryoputro, membenarkan bila sejumlah penyakit mulai bermunculan. Kendati demikian, catatan di hari keempat ini belum ada laporan warga yang alami kejala serius atau parah.

“Laporan teman-teman di posko kesehatan, sementara masih batuk, demam dan pilek. Dan enggak banyak,. Berkisar puluhan. Semua keluhan ini juga telah kita tangani,” kata Djatmiko saat dihubungi Solopos.com, Jumat (9/2/2024).

Meski hanya laporan batuk, demam dan pilek, Djatmiko mengaku tetap khawatir dengan adanya kemunculan penyakit pasca banjir lainya seperti diare, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), hingga zoonosis atau penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia maupun sebaliknya seperti leptospirosis.

Mengingat, banjir kali ini berasal dari limpasan air sungai yang secara sumber asalnya sulit diketahui.

Adapun berdasarkan catatan Dinkes Jateng, Kabupaten Grobogan merupakan satu di antara 18 kabupaten/kota yang telah dipetakan menjadi daerah endemis penyakit leptospirosis.

Kendati masuk kawasan endemis, namun daerah dengan kasus paling banyak berada di Semarang bagian utara, pesisir Kabupaten Demak, dan pesisir wilayah timur.

Meski demikian, saat ditanya angka kasus leptospirosis di Grobogan sepanjang 2023, Djatmiko enggan membuka data.

“Nah penyakit-penyakit parah itu biasanya mulai muncul kalau sudah satu pekan. Kami khawatir karena air dari sungai ini kan dimungkinkan membawa inveksi, virus, entah dari mana asalnya. Tapi Insya Allah aman, ini ‘kan airnya mengalir terus (enggak menggenang) karena dari sungai ‘kan banjirnya. Jadi kemunculan leptospirosis kemungkinan tipis. Ini airnya mulai surut karena mengalir terus. Dan sepertinya airnya menuju ke Demak-Kudus kan, yang saat ini mesih banjir,” jelasnya.

Djatmiko pun meminta masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan dan menjaga kebersihan di tengah kepungan banjir yang tak kunjung surut di hari keempat ini. Tujuanya tak lain agar imunitas terjaga dan terhindar dari penyakit-penyakit lainya.

“Jaga kebersihan, khsususnya gunakan air bersih, cuci tangan kaki dan lainya setelah kena air banjir. Kemudian makan teratur. Terus hati-hati yang mempunyai luka terbuka,” sarannya.

Sementara itu, Kabid P2P Dinkes Jateng, Irma Makiah, mengaku tim kesehatan provinsi telah diturunkan untuk membantu penanganan di Kabupaten Grobogan.

Pihaknya saat ini fokus menganani segala kebutuhan masyarakat, khususnya dalam segi menjaga kesehatan agar terhindar dari bahaya penyakit pasca banjir.

“Dinkes Jateng sudah ke sana (Grobogan), membuka posko kesehatan terpadu bersama DKK (Dinas Kesehatan Kabupaten) Grobogan dan tim DOKPOl (Kedokteran Kepolisian) Jateng. Kami juga terus menyerahkan bantuan obat obatan,” tutup Irma.

Berikut kebutuhan obat yang saat ini masif di distribusikan bagi masyarakt terdampak banjir di Grobogan :

1. Parasetamol tbl

2. Antasida tbl

3. Multivitamin tbl

4. Neurotropika

5. Obat flu batuk tbl

6. Obh

7. Salep gatal

8. Tetes mata



9. Tolak angin/ antangin cair

10. Minyak kayu putih

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya