Jateng
Selasa, 11 Februari 2020 - 13:31 WIB

Aktivis PMII Korban Pelecehan Sopir Angkot di Semarang Kesulitan Lapor Polisi

Newswire  /  Ginanjar Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Kekerasan Seksual (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, SEMARANG — Mahasiswa asal Jogja yang merupakan anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menjadi korban pelecehan seksual sopir angkutan kota (angkot) jurusan Mangkang-Johar Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Jumat (7/2/2020). Mahasiswa tersebut berada di Kota Semarang menghadiri sebuah acara.

Viral Karena Bentuknya Aneh, Patung Gajah Di Gresik Habiskan Dana Rp1 Miliar

Advertisement

Ketua PMII Kota Semarang Muhammad Muhamtashir membenarkan adanya kejadian tersebut. Muhamtashir menjelaskan mahasiswi yang tak disebutkan namanya itu dihampiri sopir angkot dan sedikit dipaksa untuk naik angkot saat di Terminal Mangkang.

"Sebenarnya, korban ingin memesan ojek online. Tapi karena sopir angkot merayu disertai sedikit paksaan, akhirnya korban terpaksa ikut mobil angkot tersebut," kata Muhamtashir kepada Suara.com, Selasa (21/2/2020).

Foto Orangutan Tolong Pria Viral, Katanya Lebih Manusiawi Dibanding Manusia

Advertisement

Korban ternyata adalah satu-satunya penumpang yang terdapat dalam angkot kala itu. Korban mulai curiga karena belum sampai tujuan meski sudah satu jam, dan mengangap waktu perjalanan sebenarnya bisa ditempuh dalam 30 menit.

Korban kemudian mencoba mengecek lokasi melalui aplikasi Google Map. Setelah dicek, ternyata angkot tersebut tidak mengarah ke lokasi yang dituju. Sopir lantas menghentikan laju angkot di daerah sepi dan melakukan pelecehan.

"Jadi saat kondisi sepi, pelaku melakukan tindakan pelecehan seksual kepada korban. Namun, karena korban bukan asli Semarang, akhirnya dia hanya lari dan tidak tau dia ada di mana saat dilecehkan," kata Muhamtashir.

Advertisement

Jualan Kokain & Simpan Sabu, Nanie Darham Terancam 20 Tahun Penjara

Hingga kini, PMII kesulitan untuk melaporkan peristiwa itu ke polisi. Sebab, selain minim bukti, pelat nomor angkot juga tak diingat korban. "Kami tidak ada bukti fisik seperti foto-foto, ciri-ciri fisik dan plat nomor kendaraan," katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif