SOLOPOS.COM - Pijar lontaran material vulkanis pada kawah Gunung Slamet terlihat dari Desa Melung, Baturraden, Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (26/4/2014) pagi. Pada Sabtu (24/4/2014) Pukul 00.00-06.00 WIB, pada gunung berapi ini tercatat 50 kali letusan, disertai asap kecokelatan dengan percikan material vulkanis sebanyak 42 kali, Ketinggian lontaran material vulkanis itu ditaksir mencapai 400 meter. Hingga kini status Gunung Slamet masih berada pada level waspada. (JIBI/Solopos/Antara/Idhad Zakaria)

Harianjogja.com, PEKALONGAN—Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menyatakan aktivitas Gunung Slamet yang berada di perbatasan Kabupaten Pemalang dan Banyumas, Jawa Tengah, sejak Minggu (10/8/2014) malam hingga Senin (11/8/2014) mengeluarkan sepuluh kali letusan pijar.

“Letusan sinar api pijar dengan ketinggian sekitar 200-300 meter sudah terjadi sepuluh kali. Akan tetapi letusan itu belum sampai mengarah kepada permukiman penduduk,” kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Slamet PVMBG di Desa Gambuhan Pemalang, Sudrajat seperti dikutip Antara, Senin (11/8/2014).

Promosi Siasat BRI Hadapi Ketidakpastian Ekonomi dan Geopolitik Global

Menurut Sudrajat, berdasar visual, kondisi cuaca di sekitar Gunung Slamet terang-mendung, angin tenang-kencang mengarah ke barat, dan disertai kabut.

Selain itu, aktivitas Gunung Slamet juga masih terdengar suara gemuruh kuat. “Sedikitnya 22 kali terdengar suara dentuman sedang-kuat yang disertai hujan gerimis,” kata Sudrajat.

Ia mengatakan meski aktivitas Gunung Slamet relatif meningkat tetapi warga tidak perlu panik karena kondisi gunung itu belum berbahaya.

“Meski terjadi beberapa kali letusan sinar api pijar dan suara dentuman, kondisi Gunung Slamet masih belum berbahaya. Kami masih menetapkan status Gunung Slamet ‘Waspada’,” kata Sudrajat.

Sudrajat mengatakan PVMBG masih menetapkan larangan masyarakat beraktivitas pada radius dua kilometer dari puncak Gunung Slamet.

“Para pendaki juga dilarang melakukan pendakian hingga batas waktu yang belum ditentukan karena aktivitas gunung masih berbahaya untuk pendakian,” kata Sudrajat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya