SOLOPOS.COM - Lorenza Ditania, wisudawati berprestasi Prodi Destiasi Pariwisata Fakultas Interdisiplin UKSW Salatiga. (Istimewa)

Solopos.com, SALATIGA — Berbekal mimpi yang jelas dan tekad bulat menjadikan Lorenza Ditania T.S., sebagai wisudawati terbaik Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga periode Oktober 2023. Mahasiswi asal Boyolali yang mengambil Program Studi D4 Destinasi Pariwisata (Despar) Fakultas Interdisiplin UKSW Salatiga ini mendapatkan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,98.

Kepada Solopos.com, perempuan yang akrab disapa Dita ini mengaku perjuangannya mendapatkan prestasi tersebut tidaklah mudah. Sebelum memasuki masa perkuliahan, ia sudah terlebih dahulu dihadapkan dengan kesulitan ekonomi yang membatasinya untuk melanjutkan pendidikan di bangku kuliah.

“Di balik keterbatasan tersebut, saya tidak membatasi mimpi dan tekad untuk tetap berusaha. Hingga pada akhirnya berkat kerja keras, doa orang tua, dan pastinya pertolongan Tuhan, saya berhasil lolos tes seleksi beasiswa OSC Medcom untuk kuliah di UKSW dengan biaya pendidikan gratis sampai lulus,” ungkap Dita kepada Solopos.com, Rabu (11/10/2023).

Mendapatkan beasiswa secara penuh dimanfaatkan Dita dengan sebaik-baiknya. Hal itu juga yang memotivasinya untuk selalu memberikan usaha yang terbaik selama proses perkuliahan. Sekalipun dirinya dihadapkan dengan banyak rintangan dari tahun pertama berkuliah sampai tahun terakhir.

“Saya juga bekerja freelance untuk menambah biaya kebutuhan selama berkuliah. Sehingga saya sempat mengalami kesulitan dalam membagi waktu dengan tanggung jawab yang saya emban untuk berkuliah sambil bekerja. Namun dengan ketekunan dan doa, saya berhasil menuntaskan tanggung jawab saya tersebut dengan baik dan berhasil lulus dengan IPK 3,98,” terang mahasiswa angkatan 2019 ini.

Sejak tahun pertama berkuliah, Dita mengaku sudah menetapkan target untuk memperoleh IPK yang baik untuk mempertahankan beasiswa. Caranya, dengan selalu ingat apa tujuan awal datang berkuliah. Memanfaatkan masa-masa kuliah untuk mencari kesempatan mengembangkan diri dari skill dan pemikiran, memperluas relasi, menambah pengalaman melalui beragam kegiatan di dalam dan luar universitas.

“Serta selalu menanamkan dalam pikiran bahwa bangku perkuliahan adalah kesempatan membekali diri untuk masuk ke dunia kerja nantinya,” jelas Dita.

Perjuangan yang tak mudah itu akhirnya terbayar tuntas dengan tidak hanya mendapatkan IPK tinggi, namun terbaik tingkat universitas. Hal tersebut menjadi kado untuk orang tuanya yang selama ini selalu mendukung dan mendoakan.

“Akhirnya saya berhasil membayar hasil perjuangan selama ini. Sekaligus bentuk hadiah untuk keluarga dan orang-orang yang selalu mendukung saya sampai di titik ini,” ujar Dita.

Pada momen menjelang wisuda ini, Dita menjadi teringat ketika hari pertama menginjakkan kaki di UKSW. Saat itu, dirinya datang dengan hati yang penuh semangat dan harapan untuk memulai perjalanan yang baru di kampus UKSW.

“Dan momen wisuda ini telah berhasil menjawab setiap harapan saya tersebut. Saya menemukan rumah baru yang menjadi tempat saya untuk belajar dan memperoleh banyak pengalaman berharga, mengenal keluarga-keluarga baru yang hebat dan berasal dari seluruh penjuru Indonesia. Banyak kesempatan terbuka untuk setiap mahasiswa dalam mengembangkan diri dan keterampilannya,” kata Dita.

Setelah pelaksanaan wisuda ini, lanjut Dita, dirinya berencana melanjutkan karier yang sebelumnya telah dijalani secara freelance semasa kuliah. Selain itu, dia juga ingin mencoba berbagai peluang dan kesempatan untuk bekerja di tempat yang lebih besar dengan bekal ilmu-ilmu serta pengalaman yang telah dikumpulkan selama duduk di bangku kuliah.

Rektor UKSW Salatiga, Prof. Intiyas Utami, berpesan kepada seluruh wisudawan/wisudawati agar menjadi minorita yang berdaya cipta (creative minority). Diharapkan setelah selesai masa studi ini menjadi pemimpin dan agen perubahan di lingkungan masing-masing.

“Banyak di antara alumni UKSW yang sudah berhasil menjadi pemimpin dan menjadi agen perubahan di berbagai bidang, baik di aras nasional maupun internasional. Dengan berlandaskan pada pengetahuan, berpikir kritis, maka pemimpin mendasari semua keputusannya dengan pertimbangan ilmiah dan berpegang teguh bahwa takut akan Tuhan sebagai awal pengetahuan,” terang Rektor.

Dalam hal penerapan pembelajaran, UKSW terintegrasi antara pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat dengan case-based method maupun project-based method. Metode ini membentuk karakter dan profil lulusan yang mampu menjawab perubahan tantangan global.

“Kompetensi saja tidak cukup, seorang pemimpin butuh hikmat dan bijaksana dalam setiap tutur kata, sikap, dan perbuatannya. Saya berharap para wisudawan/wisudawati tidak berhenti belajar selepas dari kampus. Pembelajaran sepanjang hayat bisa dilakukan dengan berbagai cara. Kepekaan atas perubahan lingkungan, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan berbagai kemajuan teknologi memacu kita semua untuk adaptif, kreatif, dan berani mengubah tantangan menjadi peluang,” tandas Rektor Intiyas.

Rekomendasi
Berita Lainnya