SOLOPOS.COM - Cacar monyet atau monkeypox. (Bisnis/Istimewa)

Solopos.com, SEMARANG — Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) memastikan belum menemukan adanya kasus cacar monyet atau monkeypox di wilayahnya. Dinkes Jateng pun mengeklaim zero kasus penularan penyakit zoonosis yang dibawa virus monkeypox ini tak terlepas dari peningkatan sistem kewaspadaan fasilitas kesehatan (faskes) dan tim kesehatan di 35 kabupaten/kota.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jateng, Irma Makiah, mengaku telah memantau kasus cacar monyet dari laporan jajaran puskesmas dan rumah sakit sesuai arahan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Selain itu, deteksi dini dan koordinasi dengan Kabid P2P di kabupaten/kota se-Jateng juga digencarkan untuk meningkatkan kewaspadaan.

Promosi Tanggap Bencana Banjir, BRI Peduli Beri Bantuan bagi Warga Terdampak di Demak

“Hari ini di pusat [se-Indonesia] kasus cacar monyet sudah ada 15 kasus. Kalau di Jateng, alhamdulillah belum ada [kasus monkeypox]. Kemarin kami sudah meningkatkan sistem kewaspadaan unit dan responsnya. Kalau ada suspek ke arah sana [cacar monyet] kami akan tindaklanjuti bersama dengan pemeriksaan lanjutan. Kalau ada suspek sudah positif pasti ada bentol-bentol cacar, demam, ada risiko kontak dengan penderita. Biasanya, kami akan ambil sampel dan dibawa ke laboratorium,” ujar Irma kepada Solopos.com, Senin (30/10/2023).

Irma juga memastikan seluruh dokter dan rumah sakit sudah siap menangani penyakit cacar monyet. Selain itu, keberadaan ruang isolasi juga telah disiapkan untuk mencegah penyebaran virus monkeypox.

“Kita menyiapkan ruang isolasi dulu, terus infus cairannya, kemudian vaksin disediakan oleh Kemenkes dan dokter ahli di Jateng. Insyallah sudah siap ya, seperti RS Kariadi, [RSUD] Moewardi dan lainnya sudah siap,” klaimnya.

Terkait gejala, terang Irma, cacar monyet memiliki gejala khas yang berbeda dengan cacar biasa. Gejala khas itu seperti pembengkakan pada kelenjar getah bening (limfadenopati) hingga bentol- bentol yang lebih ekstrem.

“Limfadenopati paling khas di ketiak, dan benjolannya bentuk cacarnya lebih ekstrem lebih merata juga. Sedangkan gejala awal cacar monyet mirip dengan cacar biasa, yaitu demam, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, ruam dan lesu. Gejala bisa muncul dalam 7-14 hari setelah terinfeksi, tapi dalam beberapa kasus bisa 5-21 hari setelah paparan,” terangnya.

Tak hanya itu, virus cacar monyet juga dapat menular melalui kontak fisik dan hubungan seksual. Adapun penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya jika daya tahan tubuh baik.

“Jadi itu penularannya kan lewat kontak fisik. Paling banyak juga penularan dari hubungan seksual. Jadi hindari perilaku seksual negatif. Orang dengan daya tahan tubuh rendah juga mudah kena [terserang],” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya