SOLOPOS.COM - Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Salatiga, Siti Zuraidah. (Facebook DKK Kota Salatiga)

Solopos.com, SALATIGA — Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Salatiga, Siti Zuraidah, memastikan hingga kini belum ditemukan kasus gagal ginjal akut misterius pada anak di Kota Salatiga. Kendati demikian, Zuraidah meminta orang tua untuk meningkatkan pengawasan terhadap kesehatan anak.

“Belum ada temuan. Ini tadi kami mendapatkan arahan dari Kemenkes [Kementerian Kesehatan] dan IDAI [Ikatan Dokter Anak Indonesia] terkait penanganan gagal ginjal akut misterius melalui zoom meeting,” ujar Zuraidah kepada Solopos.com, Rabu (19/10/2022).

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

Zuraidah mengatakan ciri penyakit gagal ginjal akut misterius adalah oliguria atau aniuria, yakni buang air kecil sedikit maupun tidak buang air kecil selama 24 jam terakhir.

“Oliguria atau anuria dengan atau tanpa disertai riwayat demam, diare, muntah, sesak nafas, batuk, dan pilek,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Zuraidah juga meminta masyarakat berhati-hati dalam memberikan obat terhadap anak yang mengalami gejala demam. Orang tua disarankan untuk tidak memberikan obat dalam bentuk sirop tanpa konsultasi dengan tenaga kesehatan.

Baca juga: Pencegahan Gagal Ginjal Akut pada Anak dengan Perilaku Hidup Bersih Sehat

Pihak Kemenkes juga telah mengeluarkan surat edaran yang berisi larangan bagi tenaga kesehatan untuk memberikan resep obat sirop untuk menurunkan panas demam anak, parasetamol. Sebagai alternatif, obat penurun panas atau parasetamol yang diberikan kepada anak yang mengalami demam bisa dalam bentuk tablet, kapsul, suppositoria (anal), atau lainnya.

“Perlu kewaspadaan orangtua yang memiliki anak balita dengan gejala penurunan jumlah air seni dan frekuensi buang air kecil dengan atau tanpa demam, diare, batuk pilek, mual, muntah. Jika anak mengalami gejala seperti itu, maka sebaiknya segera dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat,” imbau Zuraidah.

Tablet Digerus

Senada juga disampaikan, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Yunita Dyah Suminar, yang menyarankan kepada orang tua yang anaknya mengalami gejala demam untuk tidak memberikan obat berbentuk sirop. Sebagai gantinya, Dyah menyarankan orang tua untuk memberikan obat parasetamol, atau penurun panas, berbentuk tablet dengan cara digerus.

Baca juga: 3 Anak asal Jateng Meninggal Akibat Gagal Ginjal Akut, Satu dari Wonogiri

“Untuk pencegahan, tadi dari Kemenkes memutuskan itu. Tidak boleh diberikan obat berbentuk sirop. Sebagai gantinya, kalau anak demam sebaiknya dikasih obat paracetamol yang berbentuk tablet, tapi digeruskan. Kan anak memang belum bisa menelan obat berbentuk tablet, jadi lebih baik digerus dulu baru diberikan,” ujar Dyah kepada Solopos.com, Rabu (19/10/2022).

Dyah menambahkan kasus gagal ginjal akut misterius yang mayoritas menyerang anak usia di bawah 6 tahun itu memang belum diketahui penyebabnya. Meski demikian, pelarangan obat sirop penurun panas atau parasetamol diberikan ke anak diterapkan sebagai langkah pencegahan.

Hal itu menyusul munculnya kasus gagal ginjal akut di Gambia yang berawal dari pemberian obat sirop dengan kandungan dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol (EG), yang disebut-sebut sebagai awal kemunculan penyakit gagal ginjal akut misterius pada anak.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya