SOLOPOS.COM - Kepala Dinkes Kota Salatiga, Siti Zuraidah. (Solopos.com-Hawin Alaina)

Solopos.com, SALATIGA – Merebaknya kasus diabetes melitus (DM) pada anak beberapa waktu terakhir ini menjadi kekhawatiran masyarakat. Kendati demikian, warga Kota Salatiga, Jawa Tengah (Jateng), tidak perlu khawatir karena hingga kini belum ditemukan kasus diabetes melitus pada anak di wilayah tersebut.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinaas Kesehatan (Dinkes) Kota Salatiga, Siti Zuraidah, kepada Solopos.com, Sabtu (11/2/2023). Zuraidah menyatakan hingga kini pihaknya belum menemukan kasus anak di Salatiga yang menderita penyakit diabetes.

Promosi Kredit BRI Tembus Rp1.308,65 Triliun, Mayoritas untuk UMKM

“Untuk kasus anak di Salatiga. Sampai saat ini belum kita temukan,” ujar Zuraidah.

Namun pihaknya akan terus melakukan evaluasi dan melakukan pemantauan terhadap penyakit tersebut. Penyebab meningkatnya diabetes melitus pada anak di beberapa daerah menurutnya karena pola hidup yang kurang baik.

“Anak sekarang makannya junk food. Itu kan tidak mengerti berapa kadar gula yang masuk [tubuh], karena pola asuh dan pola makan,” jelasnya.

Zuraidah mengatakan diabetes melitus merupakan akumulasi dari pola hidup. Ia pun khawatir dengan pola makan anak-anak zaman sekarang yang cenderung praktis yang berisiko terkena diabetes.

“Dengan pola makan anak-anak yang seperti itu [makanan tidak sehat] dikhawatirkan muncul DM anak. Salatiga sampai saat ini belum ada kasus,” terangnya.

Dikatakan ciri yang paling gampang dikenali terjangkit penyakit DM adalah ketika kulit mengalami luka membutuhkan waktu yang lama untuk sembuh. Selain itu, anak yang menderita diabetes cenderung berat badannya turun, mudah haus, susah buang air besar, dan pandangan menjadi kabur.

Kendati kasus anak yang menderita diabetes belum ditemukan, Zuraidah mengaku telah melakukan skrining penyakit menular dan tidak menular di wilayah Salatiga. Hal itu dilakukan guna mendeteksi penyebaran penyakit, terutama pada anak di Salatiga, termasuk diabetes melitus.

“Di Salatiga target skrining orang-orang dengan DM [diabetes melitus] itu adalah 3,8 dari usia di atas 15 tahun. Jadi sekitar 5.000 orang,” kata dia.

Dijelaskan Zuraidah, penyakit diabetes melitus merupakan induk dari penyakit tidak menular karena bisa memicu penyakit lain seperti jantung, saraf, dan lainnya. Ia pun juga telah melakukan sosialisasi melalui puskesmas di tingkat kecamatan melalui kampanye perilaku hidup sehat.

Sedangkan untuk pencegahan, pihaknya juga menggulirkan slogan Cerdik, yang merupakan akronim dari cek kesehatan secaraa rutin, tidak merokok di dalam rumah, rajin beraktivitas fisik, diet seimbang, istirahat cukup, dan kelola stres.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya