SOLOPOS.COM - Rumah milik Andi Rodiyono yang diduga menjadi sarang kelompok aliran sesat di Pedurungan, Semarang, tampak sepi setelah digerebek polisi, Kamis (15/2/2018). (Imam Yuda S./JIBI/Semarangpos.com)

Aliran sesat dituduhkan kepada kelompok yang dipimpin Andi di Pedurungan, Kota Semarang, Jateng.

Semarangpos.com, SEMARANG – Anggota kelompok yang dituduh sebagai penganut aliran sesat pimpin Andi Rodiyono, 63, memiliki kebiasaan yang janggal di mata warga sekitar. Selain tidak diizinkan bersosialisasi dengan masyarakat, anggota kelompok itu harus mengenakan jarit atau sarung saat keluar rumah.

Promosi Siasat BRI Hadapi Ketidakpastian Ekonomi dan Geopolitik Global

Kelompok yang diduga menerapkan ajaran aliran sesat itu digerebek aparat kepolisian di rumah yang mereka tempati bersama, milik Andi di kawasan Palebon RT 001/RW 011, Pedurungan, Kota Semarang, Rabu (14/2/2018) malam. Dari penggerebekan itu, polisi mengamankan 43 orang yang diduga anggota kelompok tersebut, termasuk si pemilik rumah, Andi.

[Baca juga Aliran Sesat Dituduhkan, Sejumlah Orang di Pedurungan Semarang Diamankan]

Penggerebekan itu dilakukan polisi menyusul laporan warga sekitar yang mengaku resah akan aktivitas kelompok tersebut. Warga menuduh kelompok itu menerapkan aliran sesat karena tidak mau bersosialisasi dan melarang anggotanya keluar rumah untuk menjalankan aktivitas layaknya orang kebanyakan.

“Dugaan warga sih seperti itu [kelompok aliran sesat] karena kebiasaan yang diterapkan aneh. Mereka tak mau bersosialisasi dengan orang lain yang bukan anggota kelompoknya. Bahkan pernah ada keluarga dari salah satu anggota yang datang juga tidak dibukakan pintu atau ditemui,” ujar seorang warga sekitar, Arifin, saat dijumpai Semarangpos.com di rumahnya yang tak jauh dari lokasi penggerebekan, Kamis (15/2/2018).

Rumah milik Andi Rodiyono yang diduga menjadi sarang kelompok aliran sesat di Pedurungan, Semarang, tampak sepi setelah digerebek polisi, Kamis (15/2/2018). (JIBI/Semarangpos.com/Imam Yuda S.)

Rumah milik Andi Rodiyono yang diduga menjadi sarang kelompok aliran sesat di Pedurungan, Semarang, tampak sepi setelah digerebek polisi, Kamis (15/2/2018). (Imam Yuda S./JIBI/Semarangpos.com)

Arifin menambahkan selain tidak bersosialisasi, kebiasaan aneh lain dari anggota kelompok itu adalah selalu mengenakan jarit atau sarung saat keluar rumah. “Yang perempuan biasanya mengenakan jarit, meskipun sudah pakai celana maupun baju. Sedangkan, yang laki-laki harus mengenakan sarung, meskipun hanya disampirkan,” tutur Arifin.

Arifin yang tinggal bersebelahan dengan kediaman Andi mengaku tak tahu aktivitas penghuni atau anggota kelompok yang diduga menerapkan ajaran aliran sesat itu. Hal itu dikarenakan rumah tersebut tertutup rapat dengan pagar besi yang ditutup seng dengan sangat rapat dan menjulang tinggi.

Orang yang tinggal di rumah itu juga tidak peduli dengan aktivitas warga di sekitarnya. Meskipun, rumah yang dihuni kelompok tersebut tepat berada di depan rumah ibadah, masjid.

“Sebenarnya kalau warga sekitar sih enggak peduli dengan aktivitas mereka. Cuma yang meresahkan itu kadang ada keluarga dari anggota kelompok itu yang datang enggak digubris. Bahkan, pernah ada yang menangis sambil teriak-teriak mencari anaknya tetap saja tidak dibukakan pintu,” beber Arifin.

Sementara itu, istri Ketua RW 011, Rosmiyati, mengaku kegiatan anggota kelompok yang diduga aliran sesat itu memang sangat meresahkan. Terlebih lagi, di rumah itu terdapat anak-anak kecil. “Anak-anak yang tinggal di situ enggak boleh keluar rumah. Bahkan, untuk sekolah saja enggak boleh. Jelas itu sangat mengkhawatirkan,” terang Rosmiyati.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya