Jateng
Senin, 4 Oktober 2021 - 13:04 WIB

Ancaman Pantura Tenggelam, Jateng Belajar dari Belanda

Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dermaga Pelabuhan Tanjung Emas Semarang terendam diterjang rob. (Jateng.inews.id)

Solopos.com, SEMARANG — Ancaman pesisir pantura Jawa Tengah tenggelam lambat laun semakin nyata. Jika tidak ditangani dengan tepat, wilayah pesisir ini diprediksi tenggelam dalam 15 tahun ke depan.

Guna mengatasi hal tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah belajar kepada bangsa Belanda. Pada Rabu (29/9/2021), Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, menerima kunjungan Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Lambert Grijns, di Kota Semarang.

Advertisement

Salah satu hal yang menjadi pembahasan dalam pertemuan itu adalah cara mengantisipasi penurunan muka tanah atau land subsidence, seperti yang terjadi di wilayah pantura.

Baca juga: Pesisir Pantura Jateng Terancam Tenggelam, Apa Solusinya?

Advertisement

Baca juga: Pesisir Pantura Jateng Terancam Tenggelam, Apa Solusinya?

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (Pusdataru) Jateng, Eko Yunianto, mengatakan, ancaman pantura tenggelam adalah prioritas yang harus ditangani dengan serius.

“Seperti yang disampaikan Duta Besar Belanda, kita menghadapi (ancaman tenggelam) di Sayung Demak, Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan, itu yang top prioritas yang harus segera kita tangani, tapi bukan berarti yang lain tidak. Seluruh pantura atau seluruh di manapun itu kan membutuhkan air baku,” kata Eko, seusai mendampingi gubernur pada kunjungan Duta Besar Belanda untuk Indonesia, seperti dikutip dari Jatengprov.go.id, Senin (4/10/2021).

Advertisement

“Kalau kita selama ini di pantura itu beban masih menggunakan air tanah, pasti memberikan kontribusi kepada kecepatan pada land subsidence. Nah tugas pemerintah adalah bagaimana secara gradual (berangsur-angsur) mengganti posisi fungsi yang tadinya air konsumsi sehari-sehari dari air tanah dari air permukaan,” bebernya.

Baca juga: Ini Perancang Sirkuit Formula 1 & MotoGP Top Dunia, Mandalika Termasuk?

Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah pendirian Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional kawasan Bregas (Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal, Kota Tegal dan Kota Slawi), SPAM Petanglong (Pekalongan, Batang, Kota Pekalongan), Semarang Barat memanfaatkan Waduk Jatibarang, SPAM Dadimuria (Grobogan, Kudus, Pati, Jepara), SPAM Wosusokas (Kabupaten Wonogiri, Sukoharjo, Surakarta, dan Karanganyar) dan SPAM Keburejo (Kebumen dan Purworejo).

Advertisement

Selain penggunaan air tanah yang berlebihan, ancaman banjir rob juga harus diantisipasi dengan baik. Dalam hal ini Pemprov Jateng telah berupaya melakukan penanganan dengan membangun tol laut di Demak.

Selain itu, Pemprov Jateng juga berharap masyarakat turut berpartisipasi dengan menanam mangrove untuk mengembalikan ekosistem alami.

“Pendekatannya, karena kita tahu lingkungan kita, dia (Belanda) punya teknologi, kita integrasikan. Karena intinya water management itu disiplin menjaga elevasi,” pungkasnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif