Jateng
Kamis, 11 Juli 2019 - 19:50 WIB

Anggap Gratifikasi, Gubernur Jateng Tolak Kaus Pencinta Bus

Redaksi Solopos.com  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, membuat bingung pencinta angkutan umum, Jeffry Yohanes Francisco, 32. Niat tulus Jeffry untuk memberikan kaus gratis kepada Ganjar ditolak mentah-mentah.

Padahal, Jeffry hanya ingin Ganjar mengenakan kaus miliknya tersebut. Namun, Ganjar menolak dan justru ingin membeli kaus bergambar bus itu.

Advertisement

“Niat saya mau kasih saja, sudah seneng kalau kaos saya dipakai Pak Ganjar, lha kok malah jadinya dibeli,” kata Jeffry dikutip dari laman Internet resmi Pemprov Jateng.

Jeffry menuturkan awalnya melihat percakapan di media sosial Twitter antara Ganjar dan akun penjual sarung batik, Selasa (9/7/2019).

Advertisement

Jeffry menuturkan awalnya melihat percakapan di media sosial Twitter antara Ganjar dan akun penjual sarung batik, Selasa (9/7/2019).

Iseng, Jeffry ikut nimbrung menawarkan kaos @ayonaikbis.com. Tak disangka, akun @ganjarpranowo membalas kicauannya. “Kirim kantor. Berapa harganya?”, tulis Ganjar melalui akun Twitter.

“Saya kaget kok malah mau dibeli. Padahal niat saya bukan mau endorse kaos, tetapi kampanye, mengajak ayo naik bus,” ujar warga Werdomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta itu.

Advertisement

“Kata Pak Ganjar, ‘Jangan, itu gratifikasi. Saya beli saja ya. Desainnya bagus kok’,” ujar Jeffry.

Dikutip dari laman Internet Pemprov Jateng, Ganjar memang kerap menolak pemberian. Bahkan, semenjak menjabat gubernur pada 2013, politikus PDIP itu konsisten menerapkan gerakan antikorupsi.

Advertisement

Hal pertama yang digariskan adalah aturan penghapusan gratifikasi untuk pejabat Pemprov Jateng. Mulai dari pemberian sehari-hari dari warga maupun pengusaha, hingga parsel lebaran.

Alhasil, sejak 2015 Pemprov Jateng selalu memperoleh penghargaan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Mulai dari penghargaan pengendalian gratifikasi dengan jumlah laporan gratifikasi terbanyak, pemerintah daerah dengan sistem pengendalian gratifikasi terbaik, tingkat kepatuhan LHKPN terbaik, hingga penerapan LHKPN terbaik.

 “Tradisi saya adalah saya beli saja daripada kamu ngasih. Karena dari situ ada nilai-nilai antigratifikasi dan antikorupsi. Untuk mengurangi potensi suap ya kita beli saja,” kata Ganjar.

Advertisement

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif