SOLOPOS.COM - Ilustrasi kemiskinan. (Antara-Aprillio Akbar)

Solopos.com, SEMARANG — Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, mengaku bahwa pandemi Covid-19 berdampak terhadap meningkatnya angka kemiskinan di Kota Semarang dari 3,9 persen menjadi 4,5 persen.

“Angka kemiskinan sekarang 4,5 persen. Sebelum 2019 sempat mencapai 3,9 persen. Kemiskinan naik sedikit karena pandemi Covid-19,” kata Ita, sapaan akrab Hevearita di Semarang, Kamis (31/3/2023).

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

Ita pada Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Wali Kota Semarang kepada jajaran legislatif dalam rapat paripurna di DPRD Kota Semarang, mengatakan pandemi Covid-19 mempengaruhi pendapatan masyarakat menjadi berkurang. Apalagi banyak juga yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).

Penurunan tingkat kemiskinan menjadi prioritas program Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang pada 2023, terutama di tiga kelurahan, yakni Kelurahan Bandarharjo, Tanjung Mas, dan Jomblang.

“Kami sampaikan bahwa di tahun 2022 memang pencapaian secara positif ada, laju pertumbuhan ekonomi, IPM [indeks pembangunan manusia], angka stunting turun. Tetapi, di lain pihak, ada hal-hal yang perlu diperbaiki,” katanya.

Selain kemiskinan, kata dia, penurunan indeks gini atau ketimpangan pendapatan masyarakat di suatu wilayah juga menjadi prioritas program Pemkot Semarang pada tahun ini.

“Indeks gini. Masih ada ketimpangan antara masyarakat yang pendapatannya tinggi dan masyarakat berpenghasilan rendah,” kata Ita yang belum lama menjabat Wali Kota definitif tersebut.

Yang tidak kalah penting, kata Ita, penurunan tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kota Semarang yang angkanya masih relatif tinggi dibandingkan TPT di tingkat provinsi maupun nasional.

“Kita masih di angka 7 persen. Provinsi dan nasional masing-masing 5 persen dan 6 persen. Kita harus menurunkan angka TPT,” kata mantan Wakil Wali Kota Semarang itu.

Dengan redanya pandemi Covid-19, kata dia, pengaruhnya sangat besar terhadap anggaran, sebab penanganan Covid-19 membuat beberapa mata anggaran yang sudah direncanakan menjadi tergeser.

“Mulai 2020, 2021, dan 2022 kan peralihan dari yang tadinya kasus Covid-19 banyak, jadi semakin landai dan landai. Tentu ini mempengaruhi anggaran untuk infrastruktur, pemberdayaan masyarakat, kemudian juga pastinya pengentasan kemiskinan stunting. Yang utama, prioritas untuk rob dan banjir,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya