Jateng
Jumat, 7 Agustus 2015 - 05:50 WIB

ANTISIPASI BENCANA : Awas, Dataran Tinggi Dieng Rawan Longsor

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Solopos/Antara)

Antisipasi bencana longsor di dataran tinggi Dieng tampaknya perlu segera dilakukan.

Kanalsemarang.com, WONOSOBO-Konsultan bisnis asal Amerika Serikat Prof. Moure Vanacht mengkhawatirkan kondisi kawasan dataran tinggi Dieng di perbatasan Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara, Jawa Tengah, karena rentan terhadap longsor.

Advertisement

“Dataran tinggi Dieng rusak parah karena lapisan tanahnya sudah sangat tipis sehingga sangat berbahaya dan rentan terhadap bencana tanah longsor maupun banjir,” katanya di Wonosobo, Kamis (6/8/2015).

Ia menyampaikan hal tersebut saat kunjungan lapangan ke Dieng bersama akademisi Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta untuk mengunjungi sentra pembuatan Carica di Desa Patak Banteng, Wonosobo.

Advertisement

Ia menyampaikan hal tersebut saat kunjungan lapangan ke Dieng bersama akademisi Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta untuk mengunjungi sentra pembuatan Carica di Desa Patak Banteng, Wonosobo.

“Kami melihat langsung proyek UPN Yogyakarta yang membina para petani kentang agar bisa beralih pada agro industri Carica serta melihat langsung kondisi Dieng saat ini,” kata Vanacht.

Menurut dia situasi Dieng kini sangat berbahaya dan harus menjadi prioritas untuk diselamatkan.

Advertisement

Ia menuturkan untuk mengantisipasi terjadinya bencana masyarakat Dieng tidak lagi meneruskan model penanaman kentang monokultur.

“Sebaiknya mulai diversifikasi pertanian, karena semua model monokultur pertanian di setiap tempat selalu berakibat buruk bagi lingkungan di sekitarnya,” katanya.

Selain itu, katanya upaya penyelamatan air tanah di dataran tinggi Dieng perlu menjadi pemikiran.

Advertisement

“Air di dataran tinggi Dieng menjadi tumpuan bagi daerah di bawahnya sehingga akan berdampak serius bagi kehidupan manusia bila sampai tidak terselamatkan,” katanya.

Bupati Wonosobo, Kholiq Arif mengakui, bahwa kondisi dataran tinggi Dieng memang memerlukan perhatian serius.

“Sejak era pergantian pimpinan nasional pada masa reformasi, kondisi Dieng memang berubah secara drastis, karena banyak lahan Perhutani beralih fungsi menjadi lahan pertanian, khususnya kentang,” katanya.

Advertisement

Namun, katanya pemerintah telah berupaya untuk menanggulangi kerusakan Dieng.

“Kami memiliki tim kerja pemulihan Dieng yang sampai saat ini terus bekerja untuk memperbaiki dataran tinggi Dieng,” kata Kholiq kepada para peserta field Trip lintas negara tersebut.

Ia menuturkan upaya memperbaiki Dieng dilakukan melalui kerja sama dengan perguruan tinggi.

“UPN Yogyakarta termasuk salah satu yang kami gandeng untuk bersama-sama memulihkan Dieng,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif