SOLOPOS.COM - Penampakan lava pijar Gunung Sinabung, Senin (3/11/2014) malam. (JIBI/Solopos/Antara/Rony Muharrman)

Lava pijar disertai kepulan awan panas yang mengalir dari puncak Gunung Sinabung terlihat dari Desa Tiga Pancur, Karo, Sumatra Utara, Senin (3/11/2014) malam. Aktivitas Gunung Sinabung yang masih relatif tinggi, membuat pemerintah setempat kembali memperpanjang status tanggap darurat bencana erupsi Sinabung hingga Sabtu (15/11/2014) mendatang. (JIBI/Solopos/Antara/Rony Muharrman)

Penampakan lava pijar Gunung Sinabung, Senin (3/11/2014) malam. (JIBI/Solopos/Antara/Rony Muharrman)

Kanalsemarang.com, SEMARANG- Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah Sarwa Pramana mengungkapkan bahwa titik rawan terjadinya berbagai bencana alam di provinsi setempat, hampir merata di semua daerah.

Promosi Beri Dampak Nyata, Holding UMi Tingkatkan Inklusi & Literasi Keuangan Nasional

“Titik rawan terjadi bencana di Jateng hampir merata, namun tingkat kerawanannya beda-beda,” katanya seperti dikutip Antara, Kamis (18/12/2014).

Menurut dia, untuk mengantisipasi timbulnya banyak korban pada saat terjadi bencana alam tersebut, perlu dilakukan sosialisasi dari semua pihak terkait kepada masyarakat, khususnya yang bertempat tinggal di daerah rawan bencana.

“Saat ini masih banyak pemukiman warga yang berada di kawasan yang rawan bencana sehingga perlu dilakukan berbagai antisipasi, termasuk sosialisasi,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana juga diharapkan dapat membaca tanda-tanda dari alam sesuai dengan kearifan lokal di masing-masing daerah.

“Hal itu juga bertujuan menghindarkan masyarakat dari akibat bencana alam,” katanya.

Sarwa mengungkapkan, beberapa titik rawan bencana yang harus diwaspadai masayarakat yaitu Kabupaten Pemalang, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Temanggung, serta Kabupaten Brebes.

“Ancaman lahar dingin Gunung Merapi juga harus kita waspadai, apalagi musim hujan diperkirakan akan terjadi hingga Februari 2015,” ujarnya.

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jawa Tengah Teguh Dwi Paryono menambahkan bahwa hampir sebagian besar dari di provinsi setempat, rawan bencana alam tanah longsor yang dapat mengakibatkan timbulnya korban jiwa.

“Berdasarkan data yang kami miliki, daerah di Jateng yang rawan tanah longsor menyebar hampir di seluruh wilayah dan lokasinya merupakan lahan yang sebelumnya sudah pernah terjadi bencana serupa,” katanya.

Teguh menjelaskan bahwa dari 35 kabupaten/kota di Provinsi Jateng, 27 daerah di antaranya termasuk kategori rawan bencana alam tanah longsor, bahkan sebanyak 2.024 desa yang tersebar di 200 kecamatan lebih se-Jateng terancam bencana tanah longsor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya