SOLOPOS.COM - Dimas Cokro Bayu Purnomo Aji, pria yang dicurigai sebagai teroris, saat mendapat pemeriksaan dari petugas Polres Semarang di kawasan Jl Gatot Subroto, Ungaran, Kabupaten Semarang, Jumat (29/1/2016) malam. Bayu ternyata bukanlah teroris melainkan pengelana yang memiliki pekerjaan sampingan menjual batu akik.(Imam Yuda Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

Antisipasi teroris melalui razia belakangan ini lebih digalakan.

Semarangpos.com, UNGARAN – Aksi teroris yang brutal membuat kewaspadaan masyarakat belakangan ini semakin tinggi. Bahkan, masyarakat tak segan-segan melaporkan secara langsung kepada pihak kepolisian jika menemukan seseorang yang mencurigakan di lingkungannya.

Promosi Siasat BRI Hadapi Ketidakpastian Ekonomi dan Geopolitik Global

Keadaan ini pulalah yang terjadi di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jumat (29/1/2016) malam. Melihat adanya orang yang mencurigakan yang mondar-mandir di kawasan Alun-alun Ungaran, warga masyarakat yang tergabung dalam komunitas Bantuan Ketertiban dan Keamanan Masyarakat Polres Semarang, melaporkan kepada pihak yang berwajib.

Pihak Polres Semarang yang mendapat laporan itu pun langsung bergerak menangkap orang yang dicurigai itu. Pria yang diketahui bernama Dimas Cokro Bayu Purnomo Aji, 36 tahun, itu ditangkap jajaran Polres Semarang, saat melintas di Jl. Gatot Subroto, Ungaran, Semarang, sekitar pukul 19.00 WIB.

Setelah melakukan pengeledahan, polisi pun mengetahui bahwa Bayu bukanlah seorang teroris. Ia hanyalah pengelana dari Jombang yang membawa tas berukuran besar yang berisi perlengkapan pribadi dan beberapa batu akik.

“Ini kami lakukan sebagai antisipasi tindakan terorisme. Ini juga dilakukan setelah mendapat pengaduan dari masyarakat tentang adanya orang yang mencurigakan. Setelah kami geledah, dia tidak membawa benda yang berbahaya.

Hanya perlengkapan pribadi, obat-obatan dan batu-batu untuk membuat akik,” ujar Kasat Reskrim Polres Semarang, AKP Herman Sofyan, saat dijumpai wartawan di Mapolres Semarang, Jumat malam.

Meski tidak terbukti berbahaya, Bayu tetap dibawa ke Mapolres Semarang untuk melakukan pemeriksaan. Kondisi ini tak lain karena Bayu tidak membawa identitas atau tanda pengenal.

Sementara itu, salah satu warga yang melaporkan keberadaan Bayu kepada polisi, Budi, mengaku tidak salah jika ia dan rekan-rekannya menaruh curiga. Alasannya karena Bayu terlihat mencurigakan sambil membawa tas besar yang disangka berisi bom.

“Dari tampangnya juga mencurigakan. Sepintas, ia mirip buronan teroris Poso, Santoso, dan juga membawa tas berukuran besar. Selain itu, ia terlihat mondar-mandir di alun-alun yang merupakan tempat keramaian. Dari kecurigaan itu, kami pun melaporkan ke polisi,” terang Budi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya