Jateng
Kamis, 17 Februari 2022 - 22:14 WIB

Api Mrapen Grobogan, Api Abadi yang Muncul dari Tongkat Sunan Kalijaga

Latif Ghufron Aula  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Api Mrapen. (Antaranews)

Solopos.com, GROBOGAN — Selain memiliki sejumlah kuliner khas yang lezat, Kabupaten Grobogan memiliki objek wisata yang unik seperti Api Mrapen.

Destinasi wisata ini terletak tak jauh dari Jalan Purwodadi-Semarang, tepatnya di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan. Dikutip dari laman Pemerintah Kabupaten Grobogan, grobogan.go.id, Api Mrapen bisa disebut juga api abadi.

Advertisement

Api yang muncul dari dalam tanah ini tak akan mati meski diguyur hujan. Beberapa kegiatan seperti Pesta Olahraga Nasional (GANEPO I), PON maupun untuk upacara Hari Raya Waisak pernah memanfaatkan api abadi ini untuk menyalakan obor.

Baca Juga: Mitos Curug Putri Pandeglang, Mandi di Air Terjun Segera Dapat Jodoh

Sementara asal usul api abadi ini tak lepas dari pendahulu pada masa Kerajaan Demak. Sebagai penguasa tunggal kerajaan di Jawa, Raden Patah menjadikan Kota Demak sebagai pusat pemerintahan, pusat perdagangan, hingga pusat pendidikan dan penyebaran Islam di tanah Jawa.

Advertisement

Pada masa itu, Raja Demak membangun Masjid Agung yang memiliki corak budaya Islam dan Hindu. Sementara pemboyongan dipimpin oleh Sunan Kalijaga. Pemboyongan yang awalnya lancar kemudian sempat terhenti karena sang wali dan rombongan merasa lelah saat di satu daerah. Mereka lalu memutuskan  istirahat sejenak. Namun, di situ tidak ada air yang dapat diminum.

Sunan Kalijaga kemudian bersemedi memohon pertolongan kepada Tuhan agar diberi air untuk dikonsumsi rombongannya. Ia kemudian menancapkan tongkatnya ke tanah. Namun, tongkat yang dicabut tak mengeluarkan air sebagaimana permintaannya. Melainkan api yang tidak dapat padam. Sejak kejadian itulah, tempat munculnya api abadi di daerah Grobogan itu diberi nama Mrapen.

Baca Juga: Kisah Ki Ageng Selo dari Grobogan, Nenek Moyang Raja-Raja Mataram

Advertisement

Sang wali kemudian melakukan hal sama pada di tempat lain. Hingga akhirnya keluar air yang jernih dan dapat diminum prajurit Sunan Kalijaga. Setelah hilang rasa dahaga, mereka melanjutkan perjalanan menuju Demak.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif