Jateng
Selasa, 14 Maret 2023 - 16:24 WIB

Asal Usul Batik Bakaran Khas Pati, Warisan Nyai Banoewati Sejak Era Majapahit

Dela Annisa  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Batik bakaran khas Kabupaten Pati. (https://jalurrempah.kemdikbud.go.id/foto/pengaruh-majapahit-dalam-batik-bakaran-khas-pati)

Solopos.com, PATI — Berbagai daerah di Jawa Tengah (Jateng) memilik motif kain batik khas yang menggambarkan daerahnya, tak terkecuali di Kabupaten Pati. Berikut sejarah atau asal usul pembuatan batik bakaran, kain batik khas dari daerah Pati.

Batik bakaran merupakan salah satu warisan budaya dari Kabupaten Pati. Batik khas Bumi Mina Tani ini berasal dari daerah pesisir utara Jawa, tepanya Desa Bakaran, Kecamatan Juwana.

Advertisement

Corak batik bakaran ini berbeda dengan corak batik dari daerah lain, baik dari segi gambar, ornamen maupun warnanya. Pada setiap motif umumnya mempunyai makna yang sangat filosofis.

Dikutip dari Patikab.go.id, keahlian membatik di Desa Bakaran ini tidak bisaa dilepaskan dari ajaran Nyi Banoewati, seorang penjaga museum pusaka dan pembuat seragam prajurit pada masa Kerajaan Majapahit di akhir abad ke-14.

Pola batik yang diajarkan Nyi Banoewati adalah motif batik Majapahit seperti sekar jagat, padas gempal, magel ati dan limaran. Sedangkan pola khusus yang diciptakan oleh Nyi Baneowati adalah motif gandrung. Tema tersebut terinspirasi dari pertemuannya dengan kekasihnya, Joko Pakuwon, di Tiras Pandelikan.

Advertisement

Saat itu Joko Pakuwon berhasil menemukan Nyi Banoewati. Kedatangan Joko Pakuwon membuat Nyi Banoewati yang tengah membatik melonjak kegirangan. Sedemikian rupa hingga tangan Nyi Banoewati tidak sengaja menyoret kain batik dengan cantingnya yang telah diisi malam. Coretan tersebut membentuk pola garis-garis pendek. Akhirnya Nyi Banoewati menyempurnakan garis tersebut menjadi pola garis silang.

Konon, hal itu melambangkan kerinduan yang tak terobati. Motif khas tersebut membutuhkan perlakuan khusus saat pewarnaan. Pewarnanya juga sebaiknya menggunakan bahan alami. Misalnya, kulit pohon tingi yang menghasilkan warna coklat, kayu tegoran warna kuning, dan akar kudu warna sawo matang.

Aneka Motif

Meski bahan pewarna sulit, batik bakaran khas Pati ini sangat diminati. Selain melestarikan motif Nyi Banoewati, masyarakat Bakaran juga mengembangkan aneka macam motif kontemporer, antara lain motif pohon druju (juwana), gelombang cinta, kedele kecer, jambu alas, dan blebak urang. Yang kemudian menjadi ciri khas batik bakaran adalah motif retak atau remeknya.

Advertisement

Sebelum proses pembatikan dimulai, dulu pembuat batik ini melakukan ritual. Ada yang puasa 3 hari, ada yang satu pekan, ada yang satu bulan, ada juga yang 40 hari.

Setelah melakukan puasa ini, perajin batik melakukan pertapaan atau nyep dengan tujuan mendapatkan inspirasi. Sehingga secara tiba-tiba tidak tersadari mendapat gambaran atau bayangan motif batik yang akan dibuat. Biasanya motif tersebut menggambarkan kondisi masyarakat yang ada dan memberikan pesan moral pada masyarakat.

Ada juga yang menunjukkan latar belakang pembatik itu sendiri. Jadi setiap motif batik ada maksud dan tujuan yang diharapkan pembatik. Atau ada pesan-pesan yang terkandung didalam motif tersebut.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif