SOLOPOS.COM - Getuk Goreng Sokaraja, Banyumas. (Istimewa/visitjawatengah.jatengprov.go.id)

Solopos.com, BANYUMASGetuk goreng Sokaraja merupakan salah satu makanan legendaris di Banyumas. Saking legendarisnya, getuk goreng Sokaraja menjadi salah satu ikon dan produk unggulan di Sokaraja.

Jadi, jangan heran jika di sepanjang jalan Jenderal Soedirman akan ada banyak toko oleh-oleh yang menyediakan panganan legend ini. Sokaraja merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Banyumas yang cukup ramai.

Promosi Cerita Klaster Pisang Cavendish di Pasuruan, Ubah Lahan Tak Produktif Jadi Cuan

Terlebih, Sokaraja menjadi daerah penghubung antara Kabupaten Banyumas, Purbalingga, dan Banjarnegara. Hal ini juga yang membuat toko oleh-oleh getuk goreng di Sokaraja selalu ramai pembeli walau tempatnya berjejeran.

Getuk goreng Sokaraja kini populer dan menjadi oleh-oleh yang wajib bagi wisatawan yang berkunjung ke Banyumas. Melansir dari berbagai sumber, getuk goreng Sokaraja ternyata berawal ketika Belanda menduduki Jawa, khususnya daerah Banyumas.

Menurut Ahmad Tohari, budayawan Banyumas, dahulu sebagian besar sawah di daerah Banyumas merupakan sawah tadah hujan sehingga tanaman yang dominan saat itu adalah singkong.

Setelah Belanda menduduki Jawa, pembangunan saluran irigasi mulai dilakukan dan lambat laun pola bercocok tanam dan jenis tanaman juga berubah-ubah.

Hal itulah yang menjadikan padi sebagai tanaman utama menggantikan singkong. Namun sering kali masyarakat gagal panen, akhirnya singkong kembali menggantikan beras sebagai makanan utama.

Pada awalnya getuk goreng adalah makanan masyarakat kelas atas karena harus digoreng dengan menggunakan minyak. Sedangkan untuk rakyat kelas bawah minyak merupakan suatu hal yang mewah.

Getuk goreng pertama dibuat tahun 1918 oleh Bapak Sanpirngad, seorang penjual rames dan getuk basah. Lantaran getuknya kadang tidak habis terjual dan sering dibuang, akhirnya Pak Sanpirngad berinisiatif mengolahnya lagi dengan cara digoreng.

Keahlian masyarakat Sokaraja membuat getuk goreng sebagian besar memang diajarkan secara turun-temurun dalam lintas generasi.

Sampai sekarang, bila Anda melewati Sokaraja pasti banyak pelang bertuliskan Getuk Goreng Asli H. Tohirin di sepanjang jalan. Yang bersangkutan merupakan menantu Pak Sanpirngad yang meneruskan usaha getuk goreng dan sudah memiliki beberapa cabang yang sekarang diteruskan anak-anak dari H. Tohirin.

Lantas bagaimana getuk goreng ini mampu bersaing di antara gempuran makanan kekinian yang bermunculan?

Dari segi rasa memang manis legit seperti getuk pada umumnya. Bedanya, getuk goreng memiliki sedikit sensasi gurih garing di luar karena tepung yang menyelimuti getuknya. Selain itu, proses digoreng juga membuat getuk lebih awet.

Hal itu yang membuat getuk goreng selalu cocok untuk buah tangan. Apalagi untuk oleh-oleh pengunjung dari luar kota. Walau harus menempuh perjalanan berjam-jam, getuknya tidak akan basi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya