Jateng
Rabu, 29 Maret 2023 - 21:20 WIB

Asal Usul Kampung Melayu di Semarang

Dela Annisa  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kampung Melayu Kota Semarang sedang bersolek untuk menjadi kawasan wisata baru. (Ponco Wiyono-Solopos.com)

Solopos.com, SEMARANG – Kampung Melayu tidak hanya ada di DKI Jakarta. Kampung Melayu ada juga di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng). Berikut asal usul Kampung Melayu di Semarang.

Kampung Melayu di Semarang merujuk sebuah permukiman yang sarat akan budaya yang beragam dari berbagai bangsa. Kampung ini dihuni banyak warga pendatang atau keturunannya dari Melayu, Arab, Gujarat, dan tentunya Jawa.

Advertisement

Kampung Melayu di Semarang juga menjadi bagian dari sejarah perkembangan agama Islam di wilayah itu. Asal usul Kampung Melayu di Semarang dimulai sejak berabad-abad lalu saat pedagang dan pendakwah dari negara lain datang ke wilayah ini melalui pelabuhan perdagangan.

Dilansir dari berbagai sumber, Kampung Melayu dulu banyak pendatang keturunan Melayu yang tinggal di kawasan itu untuk berdagang. Kemudian bangsa lain seperti Arab dan Gujarat India, dan juga orang Cina dan Eropa berlabuh di sini untuk berdagang dan berdakwah.

Kemudian para pendatang Arab dan Gujarat India yang beragama Islam membangun tempat ibadah di tepi sungai yang saat itu menjadi pelabuhan. Mereka membangun masjid dan sampai sekarang masih ada dan tetap asli, serta dipakai ibadah. Namanya Masjid Menara. Di mana menara masjid tersebut tinggi dengan gaya arsitektur khas timur tengah.

Advertisement

Seiring berjalannya waktu, komunitas Muslim berkembang di komunitas tersebut. Beberapa rumah di sebelah Masjid Menara memiliki gaya rumah dengan arsitekstur terbuat dari perpaduan tembok dan kayu dua lantai dengan teras atau balkon di lantai atas yang menjadi ciri khas rumah gaya Melayu.

Pada perkembangannya, banyak orang Arab dan keturunan Timur Tengah lainnya serta Jawa tetap tinggal di kampung ini. Tidak hanya peninggalan seperti masjid, tetapi juga dari segi budaya dan juga dari segi kuliner. Misalnya di Kampung Melayu, terdapat nasi kebuli yang dijual dengan lauk pauknya yang lengkap dan khas. Ada juga kegiatan lain seperti pengajian. Warga keturunan Arab di sini juga berdagang perlengkapan ibadah seperti baju muslim, parfum, peci, kurma, dan lain – lain.

Pada bulan Ramadan biasanya Kampung Melayu juga ramai dengan kegiatan ibadah, seperti salat tarawih, semaan Al-Qur’an, pengajian, serta berbuka bersama dengan menu khas Kampung Melayu seperti nasi kebuli dan kopi rempah.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif