SOLOPOS.COM - Gapura masuk Kampung Pande Besi yang berada di Kampung Kaligetes, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng). (Solopos.com/Adhik Kurniawan).

Solopos.com, SEMARANG – Dentingan besi menggema di Kampung Kaligetes, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, kala Solopos.com berkujung, Rabu (5/6/2024) pagi. Suara berisik itu rupanya berasal dari enam warga yang tengah menempa besi untuk kebutuhan Hari Raya Iduladha 2024.

Kampung Kaligetes di Mijen, Kota Semarang, itu selama ini memang dikenal sebagai Kampung Pandai Besi. Artinya, banyak tukang pandai besi yang tinggal di kampung tersebut atau menjadi sentra kerajinan yang terbuat dari besi seperti pisau, golok, cangkul, hingga parang.

Promosi Usaha Bakpia Penerima KUR BRI Ini Jadi Tempat Oleh-oleh Favorit di Yogyakarta

Oleh karenanya tak heran jika menjelang Hari Raya Iduladha, aktivitas para perajin besi tempa di kampung ini meningkat. Mereka banyak mendapatkan pesanan perkakas yang terbuat dari besi mulai dari golok, parang, pisau, bahkan cangkul.

Ketua RW setempat, Robby Abdullah, mengaku Kampung Kaligetes memang sudah lama dikenal sebagai kampung pandai besi di Semarang. Awal mula usaha pandai besi di kampung itu dipelopori tokoh brnama Sujak pada tahun 1960-an.

“Awal-awal pandai besi di sini [Kampung Kaligetes] itu Pak Sujak, sekitar tahun 1960-an, generasi penerus pertama anak-anaknya, kemudian sekarang [pandai besinya] generasi cucu-cucunya,” kata Roby saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu.

Awalnya para pandai besi di Kampung Kaligetes Semarang menggunakan cara manual mengandalkan kekuatan tangan dalam menempa besi untuk dibuat perkakas. Namun memasuki tahun 2000-an, para pandai besi sudah memanfaatkan teknologi mesin untuk mengolah besi.

Robby pun mengaku pesanan perkakas dari besi di kampungnya tak pernah sepi. Hampir setiap hari selalu ada orang yang datang memesan kerajinan dari besi baik yang berasal dari dalam maupun luar Kota Semarang.

Kampung Tematik

Para pemesan itu tahu jika Kampung Kaligetes di Mijen Semarang itu gudangnya perajin besi tempa. Kepopuleran kampung ini sebagai gudangnya perajin besi tempa lantas membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menyematkan status Kampung Tematik Pandai Besi pada tahun 2017 lalu.

“Sudah banyak yang tahu kalau di sini pandai buat besi, jauh sebelum dikenal Kampung Pandai Besi. Dan mereka yang datang ya buat pesan, minta dibuatin cangkul, pisau atau golok. Apalagi ini Iduladha, banyak aktivitas karena kejar orderan golok buat menyembelih hewan kurban,” pungkasnya.

Sementara itu, Juyono, pandai besi tertua di Kampung Kaligetes Semarang mengaku belajar keahlian menempa besi dari almarhum Kirimin, yang merupakan adik Sujak. “Awalnya saya hanya ikutan sejak usia 12 tahun. Sekitar 25 tahun membantu, lama-lama bisa dan buka usaha sendiri,” ujarnya.

Juyono pun mengamini bila momen Iduladha membawa berkah bagi para pandai besi di kampungnya. Sebab, pesanan yang biasanya hanya belasan bisa mencapai puluhan hingga ratusan per hari.

“Paling banyak golok tapi kalau pas Iduladha seperti ini, terus sisanya pisau dan arit. Kalau harganya mulai Rp50.000 itu pisau kecil, Rp70.000 golok besar,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya