Jateng
Kamis, 17 Februari 2022 - 13:08 WIB

Asal Usul Lawang Bledeg di Masjid Demak, Penangkal Petir?

Yesaya Wisnu  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Lawang Bledeg Masjid Demak (Instagram/@para_sungging_institut)

Solopos.com, DEMAK —  Lawang Bledeg atau Pintu Petir yang dipasang di sisi depan Masjid Agung Demak di Kabupaten Demak, Jawa Tengah adalah peninggalan Ki Ageng Selo. Konon, gambar petir itu merupakan perwujudan petir asli yang sempat ditangkap oleh Ki Ageng Selo.

Wujudnya menyerupai ular naga yang kemudian diikat di bawah pohoh gandrik dan dilukis atas perintah Sultan Demak saat itu. Lukisan petir yang dilukis di atas dua kayu jati itu berupa kepala ular naga dengan mahkota bagian atas dan jamban bunga di bagian bawah. Konon, hasil ukiran pada Lawang Bledeg itu bukan hasil keseluruhan.

Advertisement

Hal itu dikarenakan saat sedang melukis petir yang dia ikat di pohon Gandrik, petir itu lenyap akibat disiram seorang wanita tua yang datang tiba-tiba dengan membawa bathok kelapa berisi air.

Lukisan Petir

Namun, ada filosfi di balik karakteristik ukiran lukisan petir Ki Ageng Selo pada Lawang Bledeg tersebut. Berdasarkan pantauan Solopos.com melalui kanal Youtube, Kamis (17/2/2022), berdasarkan filosofi orang-orang Jawa, lukisan pada Lawang Bledeg itu memiliki makna di dalamnya. Pertama, relief mahkota menggambarkan orang-orang pemerintahan, baik itu, raja, ratu atau sultan yang melakukan kegiatan di Masjid Agung Demak.

Kedua, gambar relief naga atau ardawalika diartikan bahwa mitologi Jawa mengakui keberadaan ular naga yang berada pada alam. Tepatnya di lapisan tanah paling bawah yang dikenal dengan sebutan saptapratala. Ardawalika ini memiliki tugas untuk menyangga dan menajga kestabilan dunia agar tidak goncang.

Advertisement

Baca juga: Benarkah Tidak Ada Petir di Demak? Begini Faktanya

Ketiga,  ada relief berupa lung atau stilasi menggambarkan kemakmuran. Lalu yang keempat, ada relief berbentuk jamban bunga menggambarkan keharuman. Dalam hal ini, raja, ratu atau pemegang kekuasaan harus dapat mengharumkan nama negara/kerajaan yang dipimpin. Relief kelima berupa tumpal yang berarti kecerdasan dimana dalam filosfi ini bermakna tugas para pemegang kekuasaan untuk mencerdaskan bangsa yang dia pimpin.

Secara keseluruhan, makna ukiran berupa relief naga dengan mahkota di Lawang Bledeg adalah penggambaran para pemegang kekuasaan yang bertugas sebagai pemegang keseimbangan di atas muka bumi yang diinterpretasikan dalam bentuk kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia yang ada di bumi, khususnya pada wilayah kekuasaannya.

Advertisement

Baca juga: Legenda Ki Ageng Selo Grobogan, Sakti Bisa Menangkap Petir

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif