Asal-Usul Lumpia Semarang: Ada Cinta di Tiap Gigitan

Solopos.com, SEMARANG — Lumpia menjadi ikon kuliner khas Kota Semarang, Jawa Tengah. Rasanya seperti kurang lengkap jika pergi ke ibu kota Jawa Tengah tanpa mencicipi makanan yang satu ini.

Ada banyak tempat di Kota Semarang yang menjual makanan ini. Tetapi hanya ada beberapa saja yang dianggap legendaris.

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

Makanan ini pun memiliki sejarah yang panjang. Tahukah Anda jika lumpia sebenarnya merupakan jajanan tradisional dari China?

Dirangkum Solopos.com dari berbagai sumber, Senin (6/6/2022), Kota Semarang dulu merupakan salah satu pusat perdagangan di Pulau Jawa. Ada banyak pedagang dari China yang datang ke Semarang untuk berdagang.

Permukiman warga Tionghoa di Semarang zaman dulu terletak di selatan Pasar Johar hingga menerobos Kali Berok. Kini, wilayah tersebut dikenal sebagai kawasan Pecinan Semarang.

Baca juga: Asal-Usul Jembatan Berok Semarang, Tertua di Jawa Tengah?

Kedatangan para pedagang China itulah yang menciptakan karya kuliner berupa lumpia khas Semarang. Lumpia atau yang juga kerap disebut lunpia ini kali pertama muncul di Kota Semarang pada abad ke-19.

Makanan ini kali pertama diperkenalkan seorang warga Tionghoa bernama Tjoa Thay Joe yang memutuskan pindah dan membuka usaha makanan khas China di Kota Semarang.

Baca juga: Kenapa Harga Lumpia Semarang Mahal?

Awalnya, lumpia yang dijual Tjoa Thay Joe berisi daging babi dan irisan rebung. Namun, setelah dirinya bertemu Mbak Wasih, seorang penduduk asli Jawa, yang juga menjual makanan serupa dengan rasa lebih manis dan berisi kentang dan udang, ia pun mengubah makanan olahannya itu.

Terlebih lagi setelah keduanya menikah dan membuat lumpia yang disesuaikan dengan selera masyarakat Indonesia, yang disii dengan daging ayam atau udang dengan campuran irisan rebung. Kisah cinta Tjoa Thay Joe dan Mbak Wasih itu melahirkan lumpia khas Semarang yang terkenal sampai saat ini.