Jateng
Selasa, 23 November 2021 - 12:49 WIB

Asale Gunung Slamet, Berawal dari Doa

Chelin Indra Sushmita  /  Yesaya Wisnu  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gunung Slamet Banyumas

Solopos.com, BREBES — Gunung Slamet yang merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah yang diselimuti misteri. Konon, penamaan gunung ini diambil dari bahasa Arab.

Kata Slamet diserap dari bahasa Arab salam yang berarti selamat. Penamaan gunung dengan nama ‘Slamet’ sebenarnya adalah doa sekaligus harapan masyarakat agar gunung ini selalu bersahabat.

Advertisement

Gunung Slamet adalah berkah bagi makhluk yang tinggal di sekelilingnya. Sepanjang peradaban manusia yang tercatat, gunung ini tidak pernah sekalipun memuntahkan amarah atau letusan dahsyat.

Baca juga: Mitos Gunung Slamet Meletus Bikin Pulau Jawa Terbelah, Benarkah?

Meski demikian ada mitos yang berkembang dan sampai saat ini dipercaya masyarakat, yaitu berkaitan dengan ramalan Jayabaya. Ramalan itu menyebutkan bahwa Pulau Jawa akan terbelah jika Gunung Slamet meletus dengan dahsyat.

Advertisement

Gunung dengan ketinggian 3.428 meter di atas permukaan laut (mdpl) yang berada di Provinsi Jawa Tengah termasuk kategori gunung berapi aktif. Gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa ini membentang di lima kabupaten, yakni Kabupaten Tegal, Pemalang, Brebes, Banyumas, dan Purbalingga.

Berdasarkan catatan sejarah vulkanologi Gunung Slamet yang dilansir dari vsi.esdm.go.id, awal meletusnya Gunung Slamet terjadi pada 11-12 Agustus 1772. Letusan ini menghasilkan aliran lava hingga hujan abu vulkanik.

Baca juga: Amazing, Indahnya Pesona Geopark Pegunungan Sewu di Wonogiri

Advertisement

Letusan besar Gunung Slamet yang juga menghasilkan aliran lava dan hujan abu terjadi kembali pada 1930, 1932, 1953, 1955, , 1958, 1973, dan 1988. Selain itu, aktivitas vulkanologi gunung ini hanya berupa peningkatan aktivitas yang diikuti dengan semburan abu, dentuman suara hingga kegempaan.

Berdasarkan analisa vulkanologis sepanjang catatan sejarah, karakter letusan Gunung Slamet adalah letusan abu yang disertai dengan lontaran sekoria atau batu pijar dan kadang mengeluarkan lava pijar. Letusan ini berlangsung beberapa hari, bahkan bisa beberapa minggu jika dalam kondisi parah. Letusan tersebut membuat kawah gunung menjadi makin melebar akibat material vulkanik yang mengendap.

Baca juga: Pulau Jawa Bakal Terbelah Lagi?

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif