Solopos.com, DEMAK — Hutan mangrove kini bukan sekadar difungsikan untuk mencegah terjadinya abrasi pantai. Nyatanya, kini hutan mangrove banyak dimanfaatkan sebagai wahana wisata yang berbasis edukasi.
Melihat mulai berkurangnya minat masyarakat dalam menjaga keseimbangan alam, kemudian memunculkan ide-ide baru untuk membangun tempat edukasi sekaligus sarana hiburan masyarakat.
Promosi Cerita Klaster Pisang Cavendish di Pasuruan, Ubah Lahan Tak Produktif Jadi Cuan
Seperti di Kabupaten Demak ini, di mana daerahnya juga mempunyai wilayah pesisir. Ada yang namanya Ekowisata Reduksi Mangrove (Rumah Edukasi dan Shilvofishery), merupakan objek wisata yang berlokasi di Desa Kedungmutih, Kecamatan Wedung.
Ekowisata Reduksi diinisiasi oleh kelompok sukarelawan siaga bencana berbasis masyarakat (Sibat) sebagai wisata edukasi.
Dikutip dari pariwisata.demakkab.go.id, Sibat merupakan fasilitator informasi mengenai siaga bencana berbasis masyarakat yang mendapatkan bantuan dari Palang Merah Amerika Serikat.
Pembangunan Ekowisata Reduksi dilatarbelakangi keinginan dari kelompok Sibat untuk mempertahankan eksistensi wisata edukasi serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Kedungmutih.
Di tempat wisata inilah wisatawan dapat memperoleh pengetahuan tentang ekosistem mangrove sekaligus melakukan aktivitas wisata seperti susur mangrove.
Di sini pengunjung akan belajar bagaimana cara menanam mangrove yang benar mulai dari pembibitan hingga siap tanam. Pengetahuan tentang mitigasi bencana juga diajarkan di sini.
Untuk menunjang kenyamanan tempat wisata, di Reduksi juga terus dikembangkan fasilitasnya. Selain jalan tracking, dibangun pula tempat-tempat untuk bersantai. Mengikuti tren masa kini, Reduksi juga dibuatkan spot-spot selfie menarik untuk para pengunjung.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
