Solopos.com, KUDUS — Bangunan Kelas IV Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Mlatinorowito, Kudus, Jawa Tengah ambrol. Atap itu rusak karena tak kuat menahan derasnya curah hujan lantaran sudah lapuk.
Beruntung, tak ada korban jiwa dalam peristiwa Kamis (14/2/2020) sore. Lapuknya atap bangunan itu telah disadari pengelola sekolah sehingga penggunanya telah dikosongkan sebelum atap itu ambrol.
Kepala SDN 2 Mlatinorowito Noor Wahidah mengatakan kelas yang ambrol bersama dua kelas lainnya, yakni kelas V dan VI memang sudah tiga bulan ini dikosongkan. Alasanya karena banyaknya rayap dan kebocoran genting.
“Sudah sekitar tiga bulan dikosongkan, siswa kami pindahkan ke sejumlah kelas, lab, ruang guru, dan perpustakaan,” katanya, Jumat (14/2/2020).
“Sudah sekitar tiga bulan dikosongkan, siswa kami pindahkan ke sejumlah kelas, lab, ruang guru, dan perpustakaan,” katanya, Jumat (14/2/2020).
Atap ketiga ruang kelas tersebut, lanjut Noor, bahkan sudah disangga tiang bambu karena pengelola sekolah khawatir atap itu ambrol. Pada kenyataannya, atap ruangan tersebut akhirnya roboh karena hujan deras yang terjadi sore sebelumnya.
“Kami sudah sempat menyangganya dengan bambu karena sudah terlihat rawan,” ujarnya.
“Kelas IV sampai VI satu bangunan, sudah dikosongkan sejak tiga bulan lalu,” ujarnya.
Terkait kondisi memprihatinkan hal tersebut, pihaknya telah mengajukan permohonan bantuan kepada Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kudus. Permohonan itu bahkan telah disampaikan sejak tahun 2018 lalu.
Menurutnya, untuk tahun ini, sekolah yang dia pimpin dijanjikan mendapat dana bantuan Rp 190 juta. Nyatanya, sebelum dana cair dan digunakan untuk merenovasi bangunan, petaka telanjur terjadi.
Sementara itu, Ketua DPRD Kudus Masan yang mengunjungi lokasi Jumat, menurut Murianews, mengaku prihatin dengan petaka itu. Menurutnya, anggaran pada sektor tersebut diberi jatah cukup banyak.
Pembangunan dengan prioritas pun diharapkan bisa dilaksanakan dinas terkait. “Harusnya anggaran digunakan untuk pembangunan prioritas, yakni gedung sekolah, bukan lapangan, pagar dan lainnya,” ucapnya.
Pihaknya pun menyarankan seluruh ruangan yang berada pada satu bangunan yang sama dengan kelas ambruk untuk dikosongkan. Ini untuk menghindari kejadian-kejadian yang tidak diinginkan. Pasalnya masih ada satu ruangan sekolah rusak yang dipakai untuk guru dan siswa belajar.
Sementara itu, untuk dana bantuan, pihaknya menyarankan agar dana tersebut digunakan untuk merehabilitasi ruang-ruang kelas yang bocor. Sementara itu, bangunan kelas ambruk akan dirobohkan seluruhnya dan diganti konstruksi baru.
“Atau bisa saja regrouping, nanti dinas dan UPT Pendidikan akan kami panggil untuk bahas ini,” terangnya.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya