SOLOPOS.COM - Ilustrasi rumah bersubsidi (Bisnis.com)

Solopos.com, SEMARANG – Asosiasi Perumahan Sederhana Nasional (Apernas) Jawa Tengah (Jateng) menyebutkan harga jual rumah bersubsidi di wilayah Jateng pada awal tahun 2024 ini mengalami kenaikan menjadi Rp166 juta per unit. Meski naik, pihaknya tetap optimistis mampu memasarkan rumah subsidi sesuai dengan target yang ditetapkan pada tahun ini, yakni 166.000 unit.

Ketua DPW Apernas Jateng, Eko Purwanto, mengatakan per 1 Januari 2024 harga rumah subsidi di Jateng mengalami alami kenaikan sebesar Rp4 juta. Kendati naik, pemerintah juga disebut memberikan bantuan subsidi bantuan uang muka (SBUM) dan bantuan biaya bank (BBA).

Promosi Jaga Keandalan Transaksi Nasabah, BRI Raih ISO 2230:2019 BCMS

“Iya, ini jadi kabar menggembirakan bagi pengembang, bakal jadi penyemangat untuk mewujudkan program pemerintah 1 juta rumah. Kenaikan kali ini dari Rp162 juta sekarang jadi Rp166 juta. Sebagai penyemangat, pemerintah juga memberi stimulus SBUM Rp4 juta dan BBA Rp4 juta. Jadi total [subsidi] Rp8 juta,” kata Eko kepada Solopos.com, Kamis (4/1/2024).

Kendati harga rumah bersubsidi di Jateng naik, Eko menilai antusias masyarakat untuk membeli rumah bakal tetap tinggi. Analisis tersebut berdasarkan capaian tahun 2023 lalu di mana target tercapai 100 persen, meski juga mengalami kenaikan dari Rp155,5 juta menjadi Rp162 juta.

Tak hanya itu, Eko juga optimistis target 166.000 unit rumah subsidi itu bakal tercapai pada pertengahan tahun 2024. Oleh karenanya, ia pun menyarankan kepada masyarakat yang ingin memiliki hunian untuk segera melakukan pemesanan.

“Target 2023 itu ada 220.000 unit. Dan akad pembelian rumahnya habis 100 persen tahun. Sekarang itu rumah subsidi sudah seperti rumah komersial dengan bantuan pemerintah. Maka pesan untuk masyarakat yang ingin, segera beli rumah, cari sesuai budget yang ada, karena tiap tahun naik harganya. Bahkan mungkin tahun 2024 ini kuota 166.000 unit akan habis dipertengahan tahun,” terangnya.

Milenial

Lebih jauh, pada 2023 kemarin mayoritas pembeli juga berada di rentan usia milenial atau 25-35 tahunan. Fenomena ini menggambarkan sejumlah anak muda di Jateng yang mulai melek akan pentingnya hunian di usia muda.

Sementara untuk daerah yang diburu, kebanyakan masih berada di area Ibu Kota Jawa Tengah, yakni Semarang dan daerah hinterland seperti Demak, Kendal, Kabupaten Semarang, dan Salatiga.

“Sedang tipe yang diminati adalah tipe 27 dan 30, untuk rumah bersubsidi. Kebanyakan [peminat] juga kalangan muda. Mereka sekarang sadar pentingnya punya rumah tinggal,” tuturnya.

Sekadar informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) resmi menaikkan batas harga jual rumah subsidi melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) tahun 2024. Aturan ini tertuang dalam Keputusan Menteri (Kepmen) PUPR Nomor 689/KPTS/M/2023 tentang Batasan Luas Tanah, Luas Lantai, dan Batasan Harga Jual Rumah Umum Tapak dalam Pelaksanaan Kredit/Pembiayaan Perumahan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan, serta Besaran Subsidi Bantuan Uang Muka Perumahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya