SOLOPOS.COM - Tugu Lawet yang menjadi ikon Kebumen, Jawa Tengah. (Instagram @pemkabkebumen)

Solopos.com, KEBUMEN — Mempercayai mitos sudah menjadi hal biasa dalam beberapa kelompok masyarakat, terutama di desa. Kepercayaan tersebut sudah menjadi kebiasaan turun-menurun dari nenek moyang mereka.

Ada hal yang dibolehkan, ada juga larangan yang jika melanggarnya akan mendapat hukuman timbal baliknya. Hal itu seperti di Desa Penimbun ini yang memiliki kepercayaan bahwa warganya dilarang berjualan nasi.

Promosi Kredit BRI Tembus Rp1.308,65 Triliun, Mayoritas untuk UMKM

Jika Anda pergi ke warung makan, biasanya ada menu nasi untuk dinikmati bersama sayur dan lauk yang beragam. Saat mengunjungi Desa Penimbun yang ada di Kecamatan Karanggayam, Kebumen, Jawa Tengah, Anda tidak akan bisa menemukan nasi di warung-warung makan yang ada di sana.

Anda hanya dapat menjumpai penjual makanan selain nasi. Seperti mi ayam, bakso, gado-gado, lotek, pecel, satai, dan sejenis lauk-pauk lainnya.

Melansir dari berbagai sumber, konon nenek moyang warga Desa Penimbun berpesan kepada warga agar tidak berjualan nasi. Barangsiapa yang melanggarnya akan ada yang terkena musibah atau bahkan meninggal.

Warga setempat hanya diperbolehkan memberikan nasi kepada orang lain tanpa bertujuan untuk mendapatkan uang. Penjual warung makan dipastikan akan menolak uang pemberian jika kita membeli nasi. Mereka dengan sukarela memberikan nasi secara gratis.

Sekalipun dipaksa maka mereka tetap akan menolaknya. Bahkan jika dalam keadaan terpaksa sekali membutuhkan nasi, warga setempat akan membeli nasi keluar desa.

Melansir dari umma.id, kebiasaan memberi nasi secara gratis itu semakin dibenarkan dari kisah zaman dulu saat ada orang luar daerah Desa Penimbun yang kelaparan. Dia datang meminta nasi kepada warga setempat, tapi tidak ada yang memberi karena saat itu memang kondisi paceklik.

Akhirnya orang itu berujar bahwa suatu saat nanti jika ada orang luar yang masuk desa ini dan kelaparan harus diberi secara cuma-cuma dan tidak boleh dijual.

Kepercayaan unik tersebut sudah menjadi kebiasaan turun-temurun dan selalu dipegang teguh oleh warga Desa Penimbun. Mereka semua meyakini larangan tersebut benar adanya.

Oleh karena itu, warga di desa ini tidak ada yang berani melanggar karena khawatir dengan musibah yang akan menimpanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya