Jateng
Selasa, 31 Januari 2023 - 10:01 WIB

Awal Tahun, 669.364 Hektare Sawah di Jateng bakal Panen

Adhik Kurniawan  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang petani sedang memanen padinya di sebuah sawah di Desa Jatisarono, Nanggulan, Kulonprogo. (Uli Febriarni/JIBI/Harian Jogja)

Solopos.com, SEMARANG — Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jawa Tengah (Jateng) mencatat ada sekitar 669.364 hektare lahan persawahan di 35 kabupaten/kota di Jateng yang akan mengalami panen raya pada kuarta pertam 2023. Perinciannya, panen raya pada Januari mencapai 73.627 hektare, Februari 229.820 hektare, dan Maret sekitar 365.917 hektare.

Kepala Distanbun Jateng, Supriyanto, mengatakan dari kuartal pertama 2023 ini hanya Kota Pekalongan dan Kota Tegal yang tidak melakukan panen raya pada Januari-Februari. Sedangkan pada Maret, Kota Solo yang tidak menggelar panen raya.

Advertisement

“Sisanya panen, dan puncaknya itu nanti Maret, ada sekitar 365 hektare. Terus kenapa Kota Pekalongan dan Kota Tegal tidak melakukan panen raya di Januari-Februari, itu karena luas [lahan] dari tanam sedikit,” kata Supriyanto kepada Solopos.com, Senin (30/1/2023) petang.

Supriyanto menyampaikan panen kali ini juga memiliki arti sebagai sindiran atas kebijakan impor beras yang sebelumnya sempat digencar-gencarkan pemerintah. Sebab, ia menilai produksi padi di Indonesia harusnya sudah mencukupi dan tak perlu diterapkankan kebijakan impor.

“Nah ini [panen raya], sebetulnya bagian dari narasi kami untuk tidak mengiyakan impor. Karena apa? Waktu itu kami hitung sampai akhir tahun masih aman. Terus di awal tahun kita mulai panen. Jadi kami tidak pernah mendukung langkah impor. Apalagi namanya kebijakan impor itu perlu waktu, iya kan Desember, datangnya Februari, pas panen raya. Takutnya, nanti harga terus jatuh, petani teriak,” pungkasnya.

Advertisement

Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Grobogan, Hardiono, membenarkan bila daerahnya sudah memasuki masa panen raya pertama. Bila dari catatan Distanbun Jateng, ada sekitar 8.745 hektar lahan persawahan yang bakal memasuki panen raya di Januari ini.

“Iya, wilayah timur panen semua ini. Puncaknya nanti pas Februari. Harapanya, semoga harga bisa tetap stabil di tingkat petani,” kata Hardiono.

Diberitakan sebelumnya, ada tiga kabupaten yang mengalami sawah puso akibat dampak banjir akhir tahun 2022 kemarin. Kepala Distanbun Jateng, Supriyanto, pun menegaskan hal ini tidak mempengaruhi hasil panen keseluruhan provinsi Jateng. Alasannya, ada daerah yang masih berpeluang menyumbangkan hasil panen sesuai target, terutama di ladang-ladang yang ada di wilayah tidak terdampak banjir.

Advertisement

“Kerugian karena banjir ini kita bicara di pantura ya. Kalau di Grobogan atau Batang bagian atas kan tidak terpengaruh. Jadi ketersediaan beras dari hasil panen ini aman, apalagi Januari dan Februari ini kan memang waktunya panen,” tegas Supriyanto.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif