Jateng
Jumat, 18 Juli 2014 - 13:22 WIB

Balita Tersiram Kolak Panas, 65% Tubuhnya Luka Bakar

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi bayi (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Harianjogja.com, SEMARANG- Destrian Ristiyar Sandy Wijaya, bayi berusia 23 bulan asal Salatiga, Jawa Tengah yang tersiram kolak panas yang kini dirawat di RS St Elisabeth Semarang membutuhkan uluran tangan.

“Kata dokter, luka bakar yang diderita Sandy mencapai 65%. Sandy masuk ke RS St Elisabeth sejak 7 Juni lalu,” kata ibunda Sandy, Yuli Arisanti (38) ditemui di RS St Elisabeth Semarang, Kamis (17/7/2014).

Advertisement

Ia menceritakan peristiwa nahas yang menimpa putra ketiganya itu terjadi pada Kamis, 29 Mei 2014, sekitar pukul 22.30 WIB, ketika Yuli sedang menyiapkan bekal untuk suaminya, Eko Ristiono (45) bekerja.

Warga Margosari I Nomor 5, RT 04/RW 12, Salatiga itu mengatakan suaminya ketika itu akan berangkat kerja ke Mojokerto, dan bersama-sama dirinya menyiapkan bekal, sementara Sandy berada di kamar pamannya.

Advertisement

Warga Margosari I Nomor 5, RT 04/RW 12, Salatiga itu mengatakan suaminya ketika itu akan berangkat kerja ke Mojokerto, dan bersama-sama dirinya menyiapkan bekal, sementara Sandy berada di kamar pamannya.

“Di sebelah kamar pamannya itu memang ada dapur. Saat itu, ‘budenya’ [bibi] sedang memanasi kolak pisang di kompor di dapur. Kebetulan, kompornya memang ada [diletakkan] di bawah,” ungkapnya.

Sandy, kata Yuli, tiba-tiba keluar dari kamar pamannya itu dan dikiranya akan masuk ke kamarnya untuk tidur karena kelihatannya sudah mengantuk, tetapi tanpa sepengetahuan siapa pun ternyata masuk ke dapur.

Advertisement

Setelah itu, keluarga langsung membawa Sandy ke RS Salatiga dan masuk ke instalasi gawat darurat [IGD], kata dia, dokter menyatakan luka bakar Sandy mencapai 65 persen sehingga harus segera dirujuk.

Yuli kemudian memindahkan putranya itu ke RS dr Oen Solo Baru dan sempat dirawat satu minggu, kemudian dipindahkan ke RS St Elisabeth setelah sempat dirawat satu hari di RSUP dr Kariadi Semarang.

Ia mengakui biaya yang dibutuhkan untuk perawatan dan pengobatan Sandy memang sangat besar, apalagi sekarang ini setidaknya sudah ada Rp150 juta yang dikeluarkan untuk penanganan terhadap Sandy.

Advertisement

“Hingga saat ini, sudah ada Rp150 juta dikeluarkan untuk pengobatan Sandy, dan Rp100 juta di antaranya berasal dari bantuan Wisma Kasih Bunda. Setidaknya butuh biaya sekitar Rp300 juta,” katanya.

Untuk biaya selanjutnya, Yuli berharap ada donatur yang bersedia membantu melalui rekening Bank Mandiri Cabang Candi Baru Semarang di nomor 136.00.0000.3530 atas nama Sr. Fernanda Sartinah OSF/Sr. Theresia Sri Widowati.

Sementara itu, Kepala Humas RS St Elisabeth Semarang Probowatie Tjondronegoro mengatakan pasien tersebut menjalani perawatan di Ruang Theresia I dan masih dalam penanganan intensif tim dokter.

Advertisement

Ia mengatakan kondisi kesehatan Sandy terus mengalami peningkatan setelah sekitar sebulan dirawat di RS tersebut, tetapi memang masih membutuhkan perawatan intensif dalam waktu yang cukup lama.

“Pasien [Sandy] sudah menjalani tujuh kali ‘debridement’, yakni pengangkatan sel atau jaringan kulit mati. Ini masih dalam perawatan tim dokter. Kami akan berusaha semaksimal mungkin,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif