Solopos.com, SEMARANG — Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah menyebutkan ribuan hektare lahan pertanian di sejumlah kabupaten terancam mengalami gagal panen akibat banjir yang menerjang areal persawahan.
Kepala Distanbun Jateng, Supriyanto, di Semarang, Selasa (19/3/2024), menyampaikan lahan pertanian yang tergenang banjir itu berada di Kabupaten Grobogan, Demak, Kudus, Jepara, dan Pati.
Promosi Oleh-oleh Keripik Tempe Rohani Malang Sukses Berkembang Berkat Pinjaman BRI
Berdasarkan data per 15 Maret 2024 tercatat 4.381 ha lahan tanaman padi di Kabupaten Grobogan terdampak banjir dengan umur tanaman padi 5-100 hari setelah tanam (HST).
“Lahan jagung seluas 152 ha juga terdampak banjir di Grobogan. Komoditas bawang merah juga. Lahan yang terkena banjir seluas 84 ha,” katanya sebagaimana dilansir Antara.
Sementara di Demak, ia menyebutkan setidaknya 162 ha lahan padi tergenang banjir dengan umur padi 10-90 HST. Banjir juga merendam lahan bawang merah seluas 765,76 ha.
Di Kabupaten Kudus, sebanyak 2.776 hektare lahan padi dengan umur 10 hingga 90 HST terdampak banjir. Kemudian sejumlah komoditas lainnya, seperti melon dan cabai juga terdampak banjir.
“Ada 63 hektare lahan tanaman melon dan empat ha lahan cabai yang terdampak (banjir) di Kudus,” katanya.
Sedangkan di Jepara, lanjut dia, tercatat lahan padi seluas 1.989 ha dengan umur 30 hingga 80 HST yang tergenang banjir.
Namun, Supriyanto mengatakan dampak terparah terhadap lahan pertanian berada di wilayah Kabupaten Pati, yakni sebanyak 6.961,4 ha lahan padi tergenang banjir.
“Di Pati ada 6.961,4 ha lahan padi yang terdampak dengan umur padi 10-80 HST. Ada juga lahan jagung dengan luas 153,1 ha tergenang di Pati,” katanya.
Data tersebut, kemungkinan masih terus berkembang mengingat banjir yang belum surut di wilayah tersebut sehingga belum bisa dipastikan puso atau kerusakan lahan akibat banjir.
Mengenai penyebab banjir, ia menjelaskan intensitas hujan yang tinggi menjadi salah satu penyebab banjir yang berdampak pada lahan pertanian di pesisir utara Jawa Tengah.
“Selain itu, ada sungai yang tidak bisa menampung air dan tanggul Sungai Lusi jebol lagi. Kami masih melakukan pendataan dan fasilitasi sarana penanganan banjir,” pungkasnya.